Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, saya ini kuliah sambil main-main nah setelah lompat dari Manajemen Industri Katering (UPI) ke Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (Unila) -yang sama sekali gak ada hubungannya dengan (tekhnik) pembangunan- maka saya berlabuh ke LPGTK Puri Handayani, ini jadi yang terakhir untuk saat ini, mungkin lain kali saya nambah lagi. Ke Madrasah Rumah Tangga, misalnya, sama kamu :)
Alhamdulillah juga dari sebelum beres pun saya sudah dapat tawaran dari Abi Mukmin, Guru ngajinya Bayu. Masjid Darul Muslihin tempat Dek Bayu menimba ilmu agama memiliki dua Taman:
1. Taman Pendidikan Qur'an
2. Taman Kanak-Kanak/Paud
Karena istri Abi Mukmin hendak melahirkan saat itu bulan Oktober 2014 dan tenaga pengajar juga kurang maka tanpa tedeng aling-aling saya langsung ditanyai dan diminta ketersediaannya.
Saya pun meng-insha Allah-i.
Hah iyah, alasan saya memilih masuk LPGTK juga lucu, selucu dengan alasan saya masuk ke dua kampus sebelumnya. Selucu ekspresi photo kamu di profile what's app ...
1. MIK
Karena saya suka masak dan makan, sungguh kalau kamu jadi anak MIK mah tetep bisa bergaya bikin menu ala-ala Resto walau di Kostan.
2. IESP
Ini jurusan pilihan kedua saat SNMPTN 2011 (sekarang SBMPTN), maka tahun 2013 saya menaruhnya pada urutan pertama. Udah gitu doang.
3. TK/PAUD
Saya sudah bosan dengan berbagai intrik dan persoalan ekonomi negara, saya mau senang-senang kayak anak-anak. Kebetulan saya gak TK pas dulu. Jadi sekarang saja sekolah (guru) TK.
Dan Kehidupan (Guru) Anak TK itu...
Satu hal, MENYENANGKAN. Honornya saja sangat-sangat mencengangkan, untuk sebuah TK/PAUD swasta di kota saya bermukim, rata-rata honor gurunya bisalah untuk jajan empal gentong, rendang, soto koya, sate dan pecel tiap hari, dalam bentuk mie instan :')
Yah namanya juga honorer, tergantung jumlah murid dan kemampuan Yayasan.
Padahal (Guru) Anak TK itu...
Adalah pondasi awal pembentuk karakter anak. Selain orang tua di rumah, tentunya. Masa kini, hanya anak yang sudah bisa CaLisTung yang bisa diterima di Sekolah Dasar. Tentu saja, kewajiban guru TK-lah yang mesti mengajarknnya.
Kami juga punya tanggung jawab sosial untuk membentuk akhlakul karimah dan moral baik. Serta memerkenalkan norma-norma yang kadung terbudaya di masyarakat.
Bahkan tahu kah kamu?
Penalaran menerima pengetahuan pada anak usia TK/PAUD itu ada di kisaran 80 persen dan akan terus berkurang hingga hanya 20 persen saja saat beranjak dewasa. Ini bukan cuma tebak-tebakan dari saya, ini sudah diteliti.
Walau Bagaimanapun...
Tidak ada tuntutan yang berarti, toh sejauh yang saya tahu, para guru TK/PAUD ini mengajar bukan untuk uang, malah rata-rata kelebihan uang, --tapi saya sih belum. Kalau mau transfer boleh loh nanti dikasih nomer Rekening--. Melainkan hasrat, panggilan jiwa. Kalau mereka ingin uang, sudah barang tentu lebih menguntungkan jualan uduk, sama-sama cuma kerja pagi. Dan dagang uduk juga tidak punya beban sosial. Yang penting orang kenyang karena sudah sarapan.
Jadi...
Kalau kamu sudah gede, Dek. Coba sesekai inget dan kangen sama guru pertamamu itu. Jangan cuma sama gebetan doang kangennya.
Dikangenin itu sudah lebih dari cukup, gimana tidak? Ragamu di sana tapi hati dan fikiranmu di kami, istimewa sekali, kan?
Bandar Lampung,
4 Juli 2015
Heum, asyik-asyik saja jalani hidup.
0 comments:
Post a Comment