Semarak End Year at Tampines Hub © 2017 PERI TINKERSELL

Akhir tahun identik dengan intropeksi, refleksi dan resolusi. Dan, ada satu lagi yang juga cukup ngetrend di kalangan pemuda-pemudi harapan bangsa seperti Saya. Yaitu, make opportunities to other who want to ask everything that they want. Yah, sebagai aktivis sosmed, Saya pun melakukannya. Dan tentu saja, pertanyaan-pertanyaan baik yang terduga maupun tak terduga bermunculan. Dengan beragam bahasa, pertanyaan-pertanyaan itu terlontar. Tapi, Saya akan mengeneralkan dalam Bahasa Indonesia saja, yang mungkin belum baik dan benar. Karena, kesempurnaan manusia berada pada baik-buruknya dan benar-salahnya sekaligus.

Saya akan membuat list pertanyaan tersebut (dibagi dalam dua Bab, karena, selain pertanyaan tentang Saya, ada pula yang sebenarnya ditujukan kepada Kang Acil tapi melalui Saya dan Saya menjawabnya tanpa meminta jawaban dari Doi) sekaligus jawabannya yah, biar Kamu gak perlu ikutan pusing mikirin jawabnya...


Bab I

1. Apakah rahasiamu yang tidak diketahui orang lain? (The most question that I got).
Honestly, hampir semua rahasia Saya adalah rahasia umum. Ada aja orang yang tau. Tapi, di sini Saya akan menuliskan rahasia yang tidak ada seorang pun yang tahu sebelum ini. Yah, jadi, Saya suka buat playlist lagu yang kadang kontinental, oriental maupun tradisional ketika mau masak. Dan, Saya akan masak sambil menari. Semacam ritual, itu lah sebabnya mungkin mengapa masakan Saya terasa enak dan menjadi kenangan dilidah penikmatnya. Dan juga, saat workout di dalam kamar yang terkunci, Saya akan memutar musik dengan frekuensi sedang kemudian workout hanya dengan menggunakan bra sports (sesekali dibalut jumper dari Uniqlo) dan celana ketat. Tapi, ukuran bra itu akan tetap jadi rahasia. Saya tidak akan mengetiknya di sini.

2. Apa yang Kamu lakukan ketika rindu rumah dan jauh dari orangtua?
Saya akan masak masakan minang atau masakan traditional yang ribet-ribet yang dimana Ibu juga Ayah bisa memasaknya dengan simple. Dengan begitu, Saya berasa di rumah.

3. Apakah Kamu masih mendengar Adzhan di sana (Tampines, Singapore)? Bagaimana perasaanmu?
Saya hampir tidak pernah mendengar Adzhan selain dari aplikasi di handphone kecuali jika Saya berada dalam radius 50 meter dari Masjid. Perasaan Saya? Biasa saja. Karena memang di sini, muslim minoritas dan gaungan Adzhan tentu saja dianggap menggangu bagi yang tidak mau/perlu mendengarnya. Saya harus makhfum dan maklum. Sebagaimana umat muslim lain dimana ketika menjadi mayoritas, mereka akan pusing dan khawatir mendadak kafir ketika mendengar lagu-lagu kebaktian gereja.

4. Berapa tinggi badanmu?
153 sentimeter.

5. Kapan rencana menikah?
Tadinya, rencana Kami (dengan main asal ucap) tanggal 18 September 2018. Namun, dengan pertimbangan lain-lain, selain urusan E-KTP yang memang Kami berdua belum punya, jadi direvisi 2019.

6. Dimana rencana akad nikah?
Sebenarnya ini pertanyaan yang agak gimana gitu, tentu saja di lingkungan domisili kedua orangtua kandung Saya. Sebagaimana kebiasaan masyarakat umum di Indonesia.

7. Apa yang Kamu lakukan jika Kamu punya kesempatan untuk menjadi laki-laki?
Wow, Saya hampir tidak pernah membayangkannya. Tapi, mungkin, Saya akan berlarian dan main air di pantai dengan bertelanjang dada.

8. Apa yang akan Kamu lakukan jika hari ini adalah hari terakhirmu di Bumi?
Saya akan memesan tiket ke Bandung, terbang dan kemudian memeluk seseorang di sana.

9. Mengapa Kamu bertanya tentang Kang Ragam beberapa waktu lalu?
Karena, Beliau tengah dekat dengan teman dekat Saya. Dan tentu saja, Saya harus tahu kepribadiannya.

10. Kapan Kamu habis kontrak kerja di sana?
Mei 2019 sesuai dengan kertas yang dikeluarkan Kementrian.


Bab II 

1. Kalian serius (merencanakan nikah)? Kayak bercanda.
Serius. Saya gak bisa bilang kalau Kami serius dalam bercanda sekaligus bercanda dalam serius kepada orang yang belum mengenal Kami dengan baik dan benar. Dan, kalaupun Kami tidak jadi menikah, itu semata-mata karena kehendak-Nya. Bukan karena ketidakseriusan Kami.

2. Pernah bilang cinta?
Kami bilang cinta hampir ke semua makhluk. Bahkan pada Mie Samyang keju pun, Saya berkali-kali bilang cinta. Jatuh cinta, bangun cinta.

3. Kerja apa (Acil)?
Gak tau, urusan dia itu mah. Karena Saya benar-benar yakin bahwasanya rejeki bukan dari Suami, Orangtua, Teman atau siapapun. Toh, hidup dalam kejombloan pun Saya masih hidup senang kok.

4. Masa mau Lu yang ngidupin dia?
Emang, ada manusia yang sanggup ngidupin manusia? Saya pun bertanya balik dengan serius, emang ada?

5. Awas jangan biarin Acil chat sama cewek lain, tar selingkuh!
Biarin, justru lagi nyari Madu. Ini juga serius, Kang Acil dan Saya sepakat untuk berpoligami jauh sebelum Kami memutuskan untuk berjalan beriring. Dan, cukup tiga saja. Karena ganjil, Kami memang ganjil. Ada yang minat daftar? Saya serius. Bisa inbox dan kirim CV.

6. Acil lulus kuliah?
Saya juga gak, what's wrong? Apakah lulus kuliah adalah sebuah jaminan tentang tekad dan tanggungjawab seseorang? Kang Acil cuma ninggalin satu kampus. Lah Saya, sampai tiga. Hahahah.

7. Hati-hati dimanfaatin!
Saya juga manfaatin Dia. Yah, karena sesungguhnya hidup adalah tentang memanfaatkan dan dimanfaatkan. Itu hal yang wajar, yang penting, mutualisme. Jangan hanya salah satu aja yang merasa diuntungkan. Lagian, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat.
8. Kenapa Acil gak shalat?
Dia (sejauh ini) hanya shalat ketika merasa butuh, Sama halnya soal mandi. Kedua hal itu hanya akan dilakukan ketika benar-benar merasa perlu untuk kembali kepada kesucian. Dan, bagi Saya, melakukan sedikit itu lebih baik daripada meninggalkan semuanya. Dan daripada, nanya ke orang lain kenapa si Anu gak shalat hanya buat menunjukkan kalau Kamu itu lebih bertaqwa dibanding si Anu.

So, that's my end year answers dan pasti akan ada pertanyaan lagi yang muncul. Biar lah itu menjadi bahan intropeksi, refleksi dan resolusi Saya. Karena tak selamanya Kita mengambil jalan yang sama walau kadang memiliki tujuan yang sama. Tapi, memiliki teman seperjalanan yang paling sefrekuensi adalah pilihan tepat dibanding teman yang sekedar dicintai. Karena sesungguhnya, cinta hakiki Kita hanya milik-Nya. Jangan membuat Dia cemburu karena dimabuk cinta hakiki dengan yang lain.

Cintai secukupnya sebagaimana Kamu mencintai dirimu yang berhasil diet walaupun belum kayak Kareena Kapoor, sebagaimana Kamu mencintai makanan yang membuat kenyang bagi orang-orang yang kelaparan, sebagaimana Kamu mencintai pohon yang meneduhkan dengan mengolah CO2 menjadi O2 dan sebagaimana Kamu mencintai hujan yang menghasilkan harum petrikor sehingga Kamu bisa bernostalgia dengan masalalu. Cintai secukupnya bagi yang selain Dia.

Kata orang-orang sini, Selamat Natal yah!
Kata orang-orang kebanyakan, Selamat Tahun Baru yah!
Kata Sella, Sellamat mencintai dirimu yang jangan apa adanya!



Tampines, 



December, 26th 2017