"What a difference a day made. Twenty-four little hours
Brought the sun and the flowers. Where there used to be rain." - What a Diff'Rence a Day Makes, Dinah Washington -
Duh, ketika mendengar lagu ini, Saya jadi makin sadar bahwa hal kecil (apalagi besar) yang muncul dalam hidup itu sangat menghasilkan perbedaan. Termasuk sebuah kalimat. Kalimat selesai dengan diri sendiri ini kembali mondar-mandir dalam benak Saya pasca 212 Reunion di Jakarta. Loh kenapa? Iya, soalnya ada seorang tokoh praktisi reunion yang mengunggah foto istri Beliau, memakai mukena dan membopong berikat-ikat uang rupiah pecahan seratus ribu. Dengan keterangan kurang lebih begini, "Kami sudah selesai dengan diri Kami sendiri. Untuk itu Kami tak mengharapkan nasi bungkus." Namun, salah satu komentar menggelitik tercetus oleh seorang netizen, "kalau udah selesai sama dirinya mah gak perlu ngepost foto duit. Kalau masih butuh pengakuan berarti belum selesai sama dirinya."
Saya pun terhenyak. What the things. Selesai dengan diri sendiri = Tidak butuh pengakuan orang lain. Waw, Saya kesengsem dengan komentar orang tersebut. Tapi besoknya lupa. Dan hari ini, Saya kembali diingatkan oleh semesta tentang kalimat itu. Semesta mengingatkan melalui dunia maya.
Tersebut lah Teh V dan Kang T. Saya "kenal" keduanya lima tahun lalu tersebab pernah mengisi forum Business Sharing di UKM yang Saya ikuti ketika kuliah di Bandung. Beliau-beliau ini, penerima beasiswa Business MRUF. Sama seperti Kang Cahya. Dulu mah masih pada lajang lah. Saya berteman dengan keduanya di sosmed. FB dan IG. Sebagai aktivis (orang yang aktif maen) sosmed, Saya sering melihat unggahan dan pembaharuan lini media sosial Beliau-beliau, tentunya.
Saya tahu kalau Teh V dan Kang T sudah menikah, tapi kurang tahu kapan tepatnya. Sudah tahu juga kalau Teh V dan Kang T telah punya anak. Tapi yang belum Saya ketahui sebelumnya, ternyata Beliau ini saling menikahi, yah sepasang suami istri. Hahahahaha. Pengetahuan ini bermula karena Kang T sering sebut nama anak pertamanya dan bilang kalau istrinya mau melahirkan. Nah, tadi Saya tengok Teh V abis lahiran dan sebut nama kedua anaknya. Lah kok namanya sama seperti nama anak Kang T. Yah Saya jadi menelusuri lah. Ternyata benar.
Saya tahu kalau Teh V dan Kang T sudah menikah, tapi kurang tahu kapan tepatnya. Sudah tahu juga kalau Teh V dan Kang T telah punya anak. Tapi yang belum Saya ketahui sebelumnya, ternyata Beliau ini saling menikahi, yah sepasang suami istri. Hahahahaha. Pengetahuan ini bermula karena Kang T sering sebut nama anak pertamanya dan bilang kalau istrinya mau melahirkan. Nah, tadi Saya tengok Teh V abis lahiran dan sebut nama kedua anaknya. Lah kok namanya sama seperti nama anak Kang T. Yah Saya jadi menelusuri lah. Ternyata benar.
Bagaimana Saya bisa baru tahu? Karena Beliau berdua sejauh ini TIDAK SALING MENANDAI, TIDAK ADA FOTO berdua, TIDAK ADA komentar cemungut lope lope-an di sosmed. Isi sosmednya bersifat umum, lebih kepada berbagi manfaat pada teman-teman.
Dan Saya langsung spontan memekik "Korang nih masing-masing telah selesai dengan diri sendiri!" Saya terpukau. Dan lagi, Kang T ini sekarang business-nya berkutat pada Peternakan dan Perkebunan, suatu bidang yang jarang disentuh oleh Pemuda. Ditambah lagi, berada di lingkaran ponpes, berlandaskan kesejahteraan umat. Amazing. Gimana kagak terpukau, soalnya kalau sudah sampai tahap selesai dengan diri sendiri ini, berarti udah melewati puncak kebutuhan manusia menurut teori Maslow, yaitu kebutuhan mengaktualisasi diri. Butuh diakui.
Hirarki Maslow's Theory |
Orang yang sudah selesai dengan diri sendiri, tak butuh pengakuan orang lain. Sederhana saja, orang lain mengakui atau tidak, keadaan diri tetap lah begitu adanya. Kalau memang hartawan, tanpa pengakuan orang lain pun tetap hartawan. Kalau memang rupawan, tanpa pengakuan orang lain pun tetap rupawan. Kalau memang beriman, tanpa pengakuan orang lain pun tetap beriman.
Saya teringat salah satu kutipan indah dari tarikh Islam, dan sepatutnya memang Beliau ini telah selesai dengan diri sendiri.
"Tak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena orang yang mencintaimu tak memerlukan itu. Dan orang yang membencimu tak membutuhkan itu." - Sayyidina Ali R.A. -
Kemudian Saya kembali pada diri sendiri. Bertanya-tanya, apakah yang terjadi? Saya yang memang belum selesai pada diri sendiri atau Saya lupa memberi garis "cukup" atau juga barangkali garis "cukup" itu sudah ada, namun mata Saya sudah dipenuhi debu-debu ego hingga tak mampu melihatnya?
Tampines,
December 5th 2017
0 comments:
Post a Comment