"Dari Sabang sampai Marauke...dari timur sampai ke talaud...Indonesia tanah airku...Indomie...Indomie seleraku."

Image result for indomie pinterest
sourch: Trailblazersng.com
Jenis penduduk Indonesia yang heterogen tentu mempengaruhi selera pasaran. Tidak terkecuali untuk selera mie instant. Siapapun pasti pernah makan mie instant yah paling tidak, pernah lihat bentuknya lah. Atau malah, kamu termasuk penggemar berat makanan yang sering disebut-sebut sebagai pemicu beragam penyakit kronis ini?

Pun begitu dengan saya, salah satu pemudi Indonesia yang penuh semangat juang mendapat perhatian mantan *eh* cukup senang mengonsumsi mie instant. Apalagi yang goreng. Suka banget! Tapi lebih suka sama kamu sih. Haahaha. Oh yah, kalau di rumah --pas masih tinggal dengan orang tua, tentunya-- kesempatan makan mie instant adalah hal yang MEWAH. Bagaimana tidak, Ibund saya cukup anti dengan makanan instant. Apalagi mie. Lah wong jajan yang biasa aja jarang beli. Lebih suka masak sendiri. Maklumlah yah, udah 10.000 jam lebih kemampuan memasak beliau ini. Dah aku mah apa atuh dibandingin Ibund. Huhuhu. Nah, saat sudah tidak tinggal dengan orang tua (jadi anak kost.red) betapa besar kesempatan itu datang. Malah kadang jadi ketergantungan. Apalagi kalau pas akhir bulan. Hahaha. Jadinya suka semena-mena. Habisnya selain praktis, enak juga.

Adalah Indomie goreng yang menjadi favorit Saya. Apalagi yang edisi sepesial yang bungkusnya glossy gimana gitu. Tapi lebih rada mahal sih daripada yang biasa harganya.

Saking "mie instant" bangetnya hidup saya dulu, pernah tuh nyetok beragam rasa --yang goreng, tentunya-- sampai satu rak. Untung (maunya untung doang...) gak sampai kena tifus atau BAB DARAH MACAM Bang Radith.

Tapi, menjadikan mie instant sebagai pelarian nafsu ketika lapar...hujan deras...di kosan...dan menjomblo adalah pilihan yang kurang tepat. Menjadi dilema tersendiri bagi saya. Apalagi dengan menyetok mie instant di kamar. Membuat instuisi memasak saya memudar. Jadi males mengeksplor kemampuan dalam dunia kedapuran jadinya. Kalau begini, kapan saya bisa mencapai target 10.000 jam expert kayak Ibund? Kalau begini, kapan saya bisa menjadi pendamping yang awesome bagi kamu? Eaaaa. 

Yah gitu sih, kadang yang instant itu memang enak tapi belum tentu baik dan jangan keseringan. Apalagi jatuh cinta secara instant, cuma buat ngerasain yang enaknya ajah... jangan lupa dengan resiko yang mengintai di depan. Be careful. 

*Jiah jadinya malah curhat*

Bandung,


16 Maret 2016