Thursday, 31 March 2016

 
(photo bye koleksi pribadi)
 © 2016 Peri Tinkersell


Kadang-kadang, aku lelah untuk berdiri sendiri. Hingga butuh kamu untuk menopang tubuhku. Menikmati ketenangan di atasmu. Kadang-kadang juga, aku bisa kesemutan. Hingga memilih sejenak berdiri. Bukan untuk pergi meninggalkan kamu. Aku cuma butuh jeda. Aku sadar benar, berada pada topanganmu sangat nyaman. Tapi, kenyamanan itu tak akan terasa nyaman sebelum aku merasakan ketidaknyamanan kan? Dengan ini, aku sengaja berdiri untuk menikmati duduk. Pada akhirnya, aku toh akan duduk juga.
*For my english, pardon me, please*

Today I wake up very early, 01.57 am. Good. For The God shake, I can't sleep again. My tummy has contradiction. No... are you think that I've want to give a birth? Calm guys, I'm not. In other word, I'm not pregnant women. Hehehe. I'm single and in my country, single is some ridiculous things for young people. Haaah sorry, I'm not focus. Sampai mana tadi?

Tahu Jeletot (Indonesian Food Street)
Oh yah, this tummy-ache (Hello, I prefer using "tummy" than other word) because of my self. I enjoying my meal with very spicy tofu in sundaness bahasa it's called TAHU JELETOT. Jeletot it's mean very very hot/spicy. If you come here, you must try! Or, would you like to cook it at your home? Indonesia memang jago mengonsumsi cabe! Hidup cabe! Cabe-cabean hidup! Wuhuhu

Me, Tria and Irma are Queen of Sambal! We love spicy very muaaach.

Eh yah, walau begitu, ada juga loh yang gak suka --atau bahkan gak doyan sama sekali-- cabe/pedas. All mans in our workshop didn't like chilies/spicy. Yesterday, A Galih ate "Rujak Bebek" (Rujak Bebek (read : beubeuk)  is a like traditional west java appetizer food, from many fruits slice with palm sugar+peanut sour sauce and you can add chilies if you want) without chilies but he felt hot with tomatoes warm face :D

http://www.infobdg.com/v2/wp-content/uploads/2014/06/2-dpu46.jpg
Rujak Bebek (sourch: infobdg.com)

Pun begitu dengan Ical dan Kak Steev. Mereka juga gak suka pedas. So, when I and Tria cook meal for them, we must REMEMBER to not use CABAI. Ah, padahal hidup tanpa cabai kan sama aja kayak hidup tanpa cinta.

Padahal, did you know?
Cabai layak dikonsumsi dan disukai bukan hanya karena rasanya yang nikmat dipadu dalam beragam masakan. Cabai pula mengandung beberapa vitamin. Yang dominan sih, vitamin C. Cabai pula dapat meningkatkan metobolisme tubuh dan meningkatkan nafsu makan. Makanya kali yah, di workshop tuh yang perempuannya pada "berisi" sedangkan yang pria pada "kurus" kayak kurang gizi. Hihihi. Peace!
Yah, walau saya harus sakit perut karena cabai. Saya gak masalah. Gak akan berhenti untuk menyukai cabai cuma gara-gara ini. Hanya saja mungkin, mengonsumsi cabai secara berlebihan itu kurang baik.

Jangan mencintai atau membenci sesuatu secara berlebihan. -unknown-

Suka cabai boleh, asal gak berlebihan. Suka ke aku boleh, asal gak berlebihan. Semua yang berlebihan itu gak baik, kan?


Bandung, 31 Maret 2016


Yes, mau gajian!

Wednesday, 30 March 2016

Buah Pir (koleksi Pribadi)
© 2016 Peri Tinkersell

"Sekilonya 30 Mbak, kalau mau satuan 5rb" ujar Ibu penjual buah yang ada di lantai atas.

"8rb dua yah Bu," saya menawar karena berkat pergaulan dengan timbangan sejak masa baru diluncurkan ke bumi lewat dua kaki Ibu Lestari hingga kini memasuki kepala dua maka suatu hal biasa jika saya bisa tauan ajah itu Apel isinya 8 buah per kilogram, cuma dengan melihatnya. Jadi menawar 8rb untuk 2 buah itu sah-sah saja, namanya juga nawar.

Si Ibu pedagang buah lantai atas menggeleng, saya melipir pergi, lima langkah kemudian Beliau memanggil, saya tidak berpaling. 

Di lantai bawah Pastrad Kangkung (yang ternyata juga ada yang jualan bayam, sawi, toge, ikan,ayam , daging bahkan panci...bukan hanya kangkung) ada juga penjual buah yang sekaligus jual kue dan susu kacang, langganan saya. Maka dengan hati berdendang yang bukan dangdut dan langkah yang sedikit terseok-seok saya menuju kios itu, yang di depannya ada pohon tapi gak tau pohon apa.

"Bu susunya dua, ini berapa sekilo?" saya mengambil dua kantong susu kacang (bukan susu yang lain yah) seraya melihat-lihat pada sudut dimana ada buah Pir, di sini gak ada Apel ternyata.

"25rb cantik, boleh nawar," si Ibu pedagang buah lantai bawah malah nawarin saya buat nawar :)
"20rb yah bu," ucap saya sambil senyum.

"Mau berapa kilo?" kata si Ibu.

"Setengah aja," kali ini saya gak hanya senyum, tapi juga senyum-senyum cantik, udah mah nawar dikira beli banyak eh ternyata hihihi...

Buah di timbang dan uang berpindah tangan. Hari ini saya banyak nawar sama pedagang di pastrad, tapi kalau ke kamu mah gak, kamu nawarin apa aja saya akan terima, asal di-ijab kabul-in *etdaaaaah*.

Omong-omong, khasiat Pir gak kalah loh sama Apel, diantara 29 khasiat yang saya temukan (temukan di google,haha) diantaranya baik untuk meregenerasi kulit dan melembabkan bibir,kandungan indeks gliserinnya juga rendah jadi baik untuk menjaga gula darah dan yang terpenting baik untuk kesehatan dan kecantikan. ;;)


ps:
dapat setengah kilo isi 3, yang 1 nya sudah bersemayam dengan tenang di perut sella.
Saya terangkan, tulisan ini untuk kita ambil pelajarannya sama-sama. Sama sekali gak ada niat mengintimidasi spesies makhluk tertentu. Jadi orang yang "tau" diri jelas sangat perlu.
Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya. -Unknown-
Pagi tadi. Bandung bagian sukasari, lagi dingin-dinginnya. Tapi bagi yang suka-kamu, lagi ingin-inginnya. Hiaaaah baru juga ngetik kok udah gagal fokus yah saya. Hehe. Di sini ada kopi white instant rasa mocca. Sambil dengerin stars on your eyes-nya mocca, saya berselancar ke dunia lain. Yup! Dunia maya. Scroll scroll scroll eh nemu sesuatu yang menarik perhatian saya, dari seorang senior himpunan pas kuliah.
Demi sambel oncom suuk yang di uleg dina coet batu... Cabe-cabean bukanlah termasuk tumbuhan dari genus capsicum... ‪#‎biologi‬ ‪#‎ilmiah‬‪#‎sciencetific‬ ‪#‎cabe‬ ‪#‎askwhy‬
Saya bengong dulu, kok akang ini statusnya multitafsir. Jadi saya komen aja deh. Dari pada cuma tebak-tebak buah manggis kan kagak jelas juntrungannya.

"Loh bukannya cabe-cabean emang capsicum? Kalau bukan, jadi apa dong Kang?"

Lalu diberinya saya penjabaran secara detail.
Cabe-cabean adalah mutasi gen dari cabe yang terkontaminasi oleh pergaulan bebas dan gaya hidup sub-urban sehingga keluar dari genus capsicum dan tidak lagi bersama family soloneae. Kingdom cabe-cabean terindikasi perpaduan antara plantae dan animalia yang termutasi karena bedak made in china yang melebihi ambang batas ketebalan foundation.. Sehingga diidentifikasikan ke dalam kingdom baru yaitu mutanisae..._-Kang Mukhlis-
Masya Allah pagi-pagi udah ngakak deh. Hahaha. Jadi inget yah pas saya bahas tentang cabe habanero a.k.a gendot/gandol. Sempet juga saya ketik kalau cabe-cabean adalah jenis cabe yang paling fenomenal. Dan percepatan penyebarluasan spesiesnya ngebut banget. Didukung oleh kemudahan --yang makin kini makin mudah-- untuk memiliki kendaraan roda dua bermesin dengan cara kredit. Pake down payment maratus rebu juga udah bisa punya motor. Makin pesat aja deh pertumbuhan spesies ini. Kita bisa temui di jalan-jalan alteri, sekolah-sekolah, tempat kongkow sampai kuburan. Dari dunia nyata, maya hingga astral tuh sudah diselipi oleh mereka. Dedek-dedek gemes --meminjam istilah dari om diva press-- sepertinya merasa menjadi cabe-cabean adalah trend kekinian yang mesti dijunjung melebihi Pancasila. Naik motor bertigaan tanpa helm serta kelengkapan syurat-syurat juga sah ajah biar tetep cuantik tanpa merusak model rambut yang udah dicatok lima jam sebelum mejeng. Ini sih yang pernah saya temuin. Duh boro-boro inget ngidupin lampu sen pas mau belok, lah inget bapak engap-engapan bayar cicilan aja kagak.

Ciri-ciri yang paling umum untuk mengenali spesies ini adalah:

1. 3B (BB, Behel dan Belah tengah).
2. Bonceng unlimited, selama jok masih muat.
3. Pakaian ketat kebuka kemana-mana.
4. Pacaran gak tau tempat.
5. Tiap jalan lima langkah cekrek-cekrek-updates-share.


Dedek-dedek gemes

Mestinya kita lebih sadar dan kenal tentang diri kita yah. Biar kita bisa ngertiin tentang sekitar. bergaya boleh tapi jangan sampai bikin eneg sekitar.

Sebenernya gini, dedek-dedek ini mungkin bukannya sengaja berperilaku seperti itu. Mungkin, mungkin loh yah. Bagi mereka tampaknya itu hanyalah hal biasa yang tak perlu kita --orang dewasa-- persoalkan apalagi sampai dibesar-besarkan. Tapi Dek, yuk ikut kelas kepribadian yuk. Mau?


Bandung, 30 Maret 2016



Lagi jemur kasur, semoga gak ujan.

Tuesday, 29 March 2016

Selain kacang, saya juga hobi sama yang namanya pisang. Mungkin karena sama-sama ber-ang. Eh tapi kacang memang rasanya gurih tapi kok kalau dikacangin rasanya perih yah? *eeeeaaaa*
Pas itu kebetulan banget banyak pisang menumpuk di kostan tapi gak kebagian giliran jadwal untuk dimakan. Alhasil diolah-alih jadi makanan yang lebih menggugah selera dari bentuknya, gak cuma panjang tok gitu tapi dibikin lebih manis pakai cetakan mawar yang saya beli di enci fanny mamanya celine seharga 8 ribu rupiah ajah perlusinnya.




Pudding Miss-U bye Sella
 © 2016 Peri Tinkersell

Bahan-bahan
- 2 buah Pisang Ambon (sangat matang)
- 1 bungkus agar-agar bubuk
- 2 gelas air
- 50 gr gula pasir
- 1 scht susu kental manis
- 1 lembar keju cheddar slice
- 10 gr mentega kuning
.
Cara Membuat:
- Panaskan air, masukkan bubuk agar-agar yang tela dicampur dengan gula pasir (agar tidak menggumpal). Sambil terus diaduk.
-Di wadah terpisah, lumatkan pisang. Tambahkan susu dan keju serta mentega. Aduk rata.
- Setelah hampir mendidih, tuangkan 3/4 cairan agar-agar ke dalam mangkuk berisi pisang.
- Aduk rata.
- Tuang ke cetakan. Tunggu 3 menit.
- Tuang sisa air agar-agar ke dalam cetakan di atas adonan pisang.
- Diamkan hingga mengeras.
.
Untuk 14 porsi.
Beberapa hari belakangan, beranda dunia maya dimana saya biasa gentayangi dipenuhi oleh share-an portal berita yang "cukup" menghebohkan. Cukup yang perlu ditanda-petiki. Bagaimana tidak, berita-berita tersebut memuat tentang fakta --yang sebagian juga diselipi oleh gosip-- mengenai seorang pengemis yang terjaring oleh Satpol PP di daerah Jakarta. Well, berita mengenai seorang pengemis yang terjaring Satpol PP sebenarnya biasa banget yah. Tapi, yang bikin berita ini meledak-ledak --bahkan hebohnya hingga menutupi puing-puing berita ledakan di Timur Tengah-- adalah pengakuan dari salah satu pengemis yang terjaring tersebut. Bukan, bukannya dia ngaku-ngaku berpenghasilan minimal maratus rebu perhari atau bisa ngadain acara ulang tahun anaknya minimal di McD. Pengakuannya mencengangkan;
Saya Papa kandungnya Marshanda.
Langsung dong netizen seantero jagat pada heboh. Bagaimana tidak, seorang yang dianggap pengemis dengan penampilan miris ngaku-ngaku sebagai Ayah kandung seorang selebritis yang tersohor.

beritagar.id

"Semalam dapat kabar dari teman, yang mengirimkan link (tautan) berita. Dan memang benar, dia ayahku," kata aktris, yang namanya mencuat sejak menjadi pemeran utama dalam sinetron Bidadari itu. (sourch:beritagar.id)
Jeng jeng jeng jeeeeeeeeng ternyata Marshandanya juga ngakuin woy! Lu semua pada heboh apa cing yang dihebohin????

Heum, sebenarnya agak mengherankan juga. Kok bisa yah anaknya terkenal --dan pastinya punya materi yang "cukup" juga-- tapi bokapnya *eduaaaan bahasa prokem saya keluar* ngemis. Saya juga pemasaran penasaran padahal mah gak ada urusannya juga yah sama saya yah. Hehehehe.
"Aku sudah lost contact dua tahun sama papa. Jadi buat aku ini malah good news, bisa ketemu papa lagi. Memang dari dulu setiap kali aku ketemu papa, keadaan ekonomi papa sangat minim," kata Marshanda. Ia juga mengklaim bahwa selama ini sudah berusaha membantu ayahnya semaksimal mungkin.(sourch:beritagar.id)
Oh ternyata gitu. Tapi, kalau saya yang jadi Neng Ca sih *emang ada yang mau ngorbitin sella?* baiknya lebih elok buat mulai cari ayah semenjak dulu-dulu yah. Kan uang saya "cukup" banyak (ceritanya loh kalau saya jadi Neng Ca) bayar orang buat nyari ayah kayaknya gak terlalu sulit. Bikin konferensi pers juga mudah kan?

Pelajaran juga sih buat kita,
Coba sesekali kangennya sama Ayahmu, Neng. Jangan sama gebetan doang. Bagaimana pun, dalam darah kita mengalir darahnya.
Udah ah segitu dulu. Mau ngurusin Irma bentar yang katanya kehilangan hp. Udah ribut heboh eh ternyata hp-nya juga ada di atas meja produksi. Cuma yaitu sihg, dia mah nyarinya pake "mulut".

Bandung, Maret 2016



Masih musim ujan dan musim kawin, lah saya kapan? *eh*
 

Monday, 28 March 2016

Keluarga besar kami penggemar berat jajanan pasar, apalagi gorengan. Memang sih katanya kalau kebanyakan makan gorengan itu gak baik. Tapi, aku tuh kurang baik apa coba sampai kamu masih tetap mau cari istri kedua? *halaaaah* Salah satu dari sekian banyak gorengan favorit adalah pastel. Renyah di luar dan lembut kenyal-kenyal bihun di dalem itu memang bikin gemes. Kamu mau coba buat juga?


Pastel bye Sella
 © 2016 Peri Tinkersell

Recipe: Ibu Fatmah Bahalwan (Favorite Banget di NCC)
Recook bye: Tinkersell

*Isian sedikit dimodifikasi*

Bahan kulit:

300 gr tepung terigu serbaguna
100 gr margarine
1 btr telur
75 ml air
1 sdt kaldu bubuk

Bahan Isi:

200gr bihun, rendam, tiriskan
2 sdm wortel, parut kasar
1 btg daun bawang, iris halus
2 bh bawang putih, cincang
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
¼ sdt lada halus
1 sdt kaldu bubuk
1 sdm kecap ikan

Cara membuatnya:

1. Siapkan 500ml minyak goreng dalam wajan. Sisihkan.
2. Kulit: aduk semua bahan menjadi satu, uleni hingga kalis. Potong timbang 25gr, bulatkan. Tata diatas loyang, tutup rapat. Istirahatkan 30 menit.
3. Isi: Tuangi bihun dengan kecap ikan, aduk hingga rata, sisihkan.
Tumis bawang putih hingga harum, masukkan wortel aduk rata, masukkan bihun kecap dan daun bawang, aduk.
Taburi garam, gula pasir, lada halus dan kaldu bubuk, aduk rata dan matang. Angkat.
4. Penyelesaian:
Ambil 1 bulatan bahan kulit, gilas tipis dengan rolling pin.
Beri 1 sdm bahan isi
lipat, tekan-tekan bagian pinggir sambungannya agar rapat kuat. Pulir bentuk pastel. Lakukan pada semua bulatan. (Kalau saya pakai cetakan pastel)
Panaskan minyak, goreng pastel hingga kuning kecoklatan. Angkat. Sajikan bersama Saos Sambal atau apapun yang di suka. Sajikan bersama pasangan halal lebih berkah :):):)
Hari sabtu kemarin 26/3 saya janjian sama A Galih, anggota tim baru di kantor. Gak usah pake cie-cie yah, ini gak seperti yang kalian duga. Saya mah setia untuk melajang sekarang. Gak tau besok. Hahaha.

Kenapa perginya sama A Galih, kenapa gak sama yang lain, hayo?

Saya mau ajak yang lain siapa toh? Sama Martas gak mungkinlah, entar didamprat bini tua. Sama Irma atau Tria yah mereka mah gitu kalau diajak main. Sama Ical gak mungkin juga, entar dikira baper dan pengen balikan lagian dia juga kan sibuk latihan ngeband selama long weekend ini, lumayan tuh fee-nya bisa buat beli Gunpla yang MG sampai 3 biji. Kalau mau. Jadi weh pergi sama A Galih --yang secara kebetulan didukung alam semesta karena suka jejepangan juga lagi jomblo, jadi gak akan ada yang marah-- untuk pergi ke Japanzuki Show 11, acara yang di helat oleh HIMABAJA (Himpunan Mahasiswa Bahasa Jawa Jepang) Universitas Pendidikan Indonesia.

Bibir merona dan Tiket Japanzukishow11
© 2016 Peri Tinkersell
Jadi, gimana liburannya, Sel?

Kami (ceilaaaah pakai kata ganti "kami") berangkat sekitar setengah sepuluhan dengan A Galih yang jemput saya. Sampai di sana masih sepi, padahal rundown acara mulai jam 9 pagi. Yah maklumlah --bisa apalagi selain maklum-- namanya juga di Negeri Jam Karet. Overall acaranya asyik tapi kurang rame. Ngerti kan? bukannya kurang rame dalam artian sepi pengunjung tapi yah gak sesuai ekspektasi aja sih. Tapi suka pas costplay ada Tinkerbell-nya terus ada Peterpan juga tapi yang meraninnya cewek, untung di dubbing jadikan masih tetep macho kalau denger suaranya. Oh yah, A Galih pas jam 11an pergi ke kampusnya buat jemput kawan tapi baru balik lagi pas udah ashar, bilangnya sih abis ketemu dosen dan diceramahin (jangan tanya alasan diceramahinnya kenapa, mungkin karena sayang). Saya kira cuma jemput satu orang eh ternyata ada lima ekor yang dibawa. Tapi cowok padaan eh ada sih satu yang perempuan cuma kayak yang kurang cocok ke saya. Mungkin karena kita beda (Ayah kenapa Aku berbeda -_-) Ah mungkin juga karena saya yang mukanya kurang bersahabat dan gak mau nyapa duluan kali yah. Pokoknya kemarin cuma sempet ngobrol sama temennya a Galih yang bernama Rosyad. Itu juga ngebahas tentang kabel optik. Hadeuh.

Loh, ini ngebahas Japanzuki Show tapi kok judulnya gitu?

Oh soal acaranya mah kalian bisa cek di sosial media pakai hastag #japanzukishow11 pati nemu kok. Cuma yah jadi kan pas acara sempet ujan tuh. Tau kan kalau ujan pasti ninggalin genangan, beda lagi sama kamu, yang kamu tinggalin mah cuma kenangan *naon sih sell...* nah terus kan tau sendiri si sella kalau pakai baju pasti nyapu lantai. Tinggal beli super pell aja deh. Terus dengan mata nanar saya ngeliatin ke arah kaki yang berpijak ke tanah namun ketutupan kain pakaian. Sedih liat baju bagian bawah basah dan kotor.
 
"Makanya jangan pendek." -A Galih pada Sella-

Tau-tau A Galih nyeletuk begitu. Kan jadi kepikiran sampai sekarang, emang saya pendek banget buat ukuran wanita Indonesia? Tinggi saya 153, lebih tinggi 2cm dari Tria dan lebih tinggi 0,5cm dari Irma. Kalau dibandingin ama cewek-cewek costplayer di acara itu sih lah iyah jelas kalah. Apalagi dibandingin sama A Galih --yang menurut pengakuannya 170cm-an-- jelas saya kalah telak.

Ah, gapapa deh dibilang rendah. Yang penting gak rendah diri tapi tetep yah mesti rendah hati walaupun misal --misal loh yah-- sampai dilamar sama Ridwan Ghani.

Bandung, 2016, Maret ujung
"Kalau jajannya 1jt berarti minimal penghasilan 2jt." -Status Klaus, katanya kata Neneknya-

Saya lagi asyik-asyiknya denger Ssst-nya Sore yang judulnya ngingetin saya sama Hivi! dengan Sst-nya. Oh yah, katanya yang mau gantiin Kak Dalila "Dea" itu Ifi Blink yah? Mending Winzy aja kan sama-sama suaranya melengking dan rambutnya keriting. Lucu dan khas banget. Dalam artian baik loh. Oh yah balik ke cerita pagi ini. Saya cuci muka aja belum dan sengaja gorden, jendela serta pintu kamar kagak di buka. Biar gak ada yang ngetok-ngetok entah apa pun urusannya. Terlalu pagi kan. Eh ternyata pukul 07.28 ada yang ketuk. Ternyata teteh samping kiri kamar.

"Teh, aku mau minta tolong. Si Adek (anaknya) mau berangkat sekolah. Mesti beli mainan dulu kalau gak pasti gak mau berangkat. Selalu gitu."

Saya gak tau tadi ekspresi muka saya gimana. Semoga gak buruk-buruk amat atau paling gak, gak bikin tersinggunglah. Kan siapa yang gak bingung coba, pagi-pagi didatengin tetangga yang mau pinjem uang karena anaknya gak mau sekolah kalau kagak beli mainan (anaknya usia TK). Dan tau, teteh itu cuma mau pinjem SEPULUH RIBU doang! Kan saya malah makin shock.

Di sini saya petik buah buat sarapan, yang semoga berguna untuk kemashlatan rumah tangga kita kelak, Bang Ghani;

1. Selalu Punya Uang Lebih
- Ini penting. Cukup penting. Punya uang lebih di dompet. Jangan cuma disimpen di Bank yah Bang. Apalagi kalau malah gak punya simpenan sama sekali. Itu bahaya. Walau katanya uang bukan segalanya tapi kita kan hidup di jaman yang alat pertukaran ekonominya pakai "nilai".

2. Jangan Biasain Manjain Anak
- Anak teteh tetangga gak mungkin begitu (ngambek kalau kagak dibeliin mainan sampe mogok sekolah) kalau bukan karena dibiasain. Kalau mau apa-apa mesti diturutin. Padahal mainan yang dibeli tiap hari yah itu-itu aja. Gak baik tabiat manja yang kayak gini kita pelihara.

3. Fokus Urus Anak Semenjak Dini
- Berdasarkan pengetahuan saya --langsung dari sumbernya, teteh kosan-- memang gak seratus persen ngurus anaknya. Dari usia 3 bulan udah dititipin ke adiknya (yang masih gadis) sedangkan teteh bekerja. Jadi gak turut andil besar dalam pembentukan karakter anak. Kan kayak gini juga kurang cukup bijak yah Bang.

4. Jangan Ngutang Ke Tetangga Pagi-pagi Pas Tanggal Tua
- Saya tau, tolong menolong dan gotong royong adalah ciri khas masyarakat Indoesia. Termasuk pang pinjem-pinjeman uang. Tapi mesti liat sikon juga. Jangan pagi-pagi, apalagi tanggal tua. Da minjemnya juga bukan buat hal yang urgent banget sampe perut terancam. Kan kagak enak juga.

5. Jangan Nikah Apalagi Punya Anak Kalau Belum "Sanggup"
- Nah, kalau yang ini gak usah diperjelas luas yah. Kita semua bisa nyimpulin. Sesuai kesanggupan diri.
Yaudah deh, saya mau mandi sekarang untuk kemudian berangkat ke workshop. Udah cukup kenyang pagi ini. Banyak banget buah pelajaran dari tetangga.


Bye.

Bandung, 28 Maret 2016

Sunday, 27 March 2016


Penjabaran TINKERSELL
© 2016 Peri Tinkersell

Peri Tinkersell adalah nama pena saya. Sederhana saja, karena saya suka Tinkerbell namun karena nama saya Sella maka "B" diganti jadi "S". Nama lengkap saya Sella Selvana Sembiga Koto. Kebanyakan orang menyapa dengan Sella. A galih sebut saya Sale (karena berhubungan dengan hal yang saya suka; pisang sale dan sale diskonan). Ayah kalau marah panggil saya Saribiyatun, entah mengapa. Almh Erlin bilang Beb. Kalau kamu bingung mau sebut apa, panggil saja Sayang.


Tentang alamat blog yang kini berubah jadi http://sellasembiga.blogspot.com karena nama tinkersell agak mainstream ternyata. Oh yah, ini juga namanya biar kagak alaylah yah.

Ada beberapa hal yang ketika saya lakukan, maka saya gak bisa diganggu;

- Baca buku,
- Masak,
- Ngerajut,
- Ngeblog,
- Dan, makan Ketoprak yang pedes banget.

Selain selai jeruk, saya hobi luluran dengan lulur ekstrak cokelat, pakai parfume vanilla, minum Susu soya juga smoothies pisang tabur oreo dan makan nasi padang. Ibu adalah obat paling mujarab dalam kehidupan saya. Ayah adalah panutan paling pokok dalam kehidupan saya. Adik-adik (baik yang dikandung ibu sendiri atau ibu orang lain) adalah penghibur paling mumpuni dalam kehidupan saya. Lalu, apa fungsi kamu? Kamu meliputi segalanya. Cieeeh.

Saya suka membaca, makanya berasa perlu nulis juga. Kan ada input ada output. Kendati begitu, saya bukan tipe study oriented yang suka sama sekolah formal, saya punya cita-cita sendiri untuk mendidik anak tanpa sekolah formal. Kamu mau bantu mewujudkannya?


Udah ah, segitu ajah.

Salam saya(ng)...

Ibu Peri
"Jika tidak menyibukkan diri dengan hal baik, niscaya akan sibuk dengan hal buruk." - Quote dalam kenangan -

Layaknya bisnis start-up, benar-benar masih merangkak. Orderan juga sekitar 5-10/minggu. Itu pun, kebanyakan diselesaikan di pabrik. Jadi, sudah barang tentu hal-hal yang mesti dikerjakan tangan tidak begitu banyak pula. Jadi, sudah barang tentu juga saya gak banyak berkegiatan di workshop. Padahal, saya punya masalah besar kalau diam. Iya, saya mengidap KTT alias Kerajinan Tangan Tersier. Semacam kayak yang gak bisa tenang gitu kalau tangan gak melakukan sesuatu *halaaaah*

Jadi, apa yang bi(a)sa Sella lakukan jika bosan di Workshop? 

Ada banyak hal sebenarnya yang bisa saya lakukan tapi beberapa diantaranya adalah ini. Mungkin, kamu juga mau coba?

1. Membaca Buku
Yah...membaca!
Kelihatan membosankan yah? hehehe. Sebenarnya gak juga, kamu bisa membawa buku favoritmu ke tempat kerja. Seperti yang biasa saya lakukan. Oh yah, kebanyakan orang sih sudah melupakan cara ini, in other word membaca buku fisik sudah kelihatan ketinggalan jaman banget yah di era digital tapi beda loh rasanya membaca dari gadget dibanding dari buku. Cobain deh, lagian kalau membaca melalui buku fisik tuh kamu keliatan yang kayak rajin hahaha kalau baca lewat gadget mah dikirain lagi stalkingin mantan loh :p

Buku Favorit: Canadian Short Stories
© 2016 Peri Tinkersell

2. Merajut 
Beberapa orang beranggapan kalau merajut itu hobi yang "tua"sekali. Tapi jangan salah, selain bisa bikin kamu gak bosen, merajut juga melatih kesabaran. Mengajarkan kamu bahwa semua hal butuh proses untuk mendapatkan hasil *eeeeaaaa*. Lagian, gak ada salahnya kan memulai merajut benang sebelum merajut rumah tangga? *eh*

Alat Merajut (Koleksi Pribadi Sella)
© 2016 Peri Tinkersell

3. Menggambar
 Nah yang ini juga, bener-bener bisa ngilangin rasa kantuk dan bosan menurut saya. Haha menurut saya loh yah kalau gak nurut juga gak apa-apa. Kan kalau gambarnya bagus lumayan tuh buat dipajang di dinding kamar. Lebih enak diliat walaupun gambarnya gak bagus-bagus amat, dibandingin liat photo mantan sama pasangannya yang sekarang kan? *curcol*

Harvest on Windy Days (gambar pribadi Sella)
© 2016 Peri Tinkersell



Heum, kira-kira ngelakuin hal apa lagi yah buat ngilangin rasa bosen pas gak ada kerjaan di tempat kerja?
Apa?
Ngobrol ama temen kerja yang berpotensi jadi gebetan?
Ish, bisa juga! hahah.

Bandung, maret 2016

Wednesday, 16 March 2016







"Dari Sabang sampai Marauke...dari timur sampai ke talaud...Indonesia tanah airku...Indomie...Indomie seleraku."

Image result for indomie pinterest
sourch: Trailblazersng.com
Jenis penduduk Indonesia yang heterogen tentu mempengaruhi selera pasaran. Tidak terkecuali untuk selera mie instant. Siapapun pasti pernah makan mie instant yah paling tidak, pernah lihat bentuknya lah. Atau malah, kamu termasuk penggemar berat makanan yang sering disebut-sebut sebagai pemicu beragam penyakit kronis ini?

Pun begitu dengan saya, salah satu pemudi Indonesia yang penuh semangat juang mendapat perhatian mantan *eh* cukup senang mengonsumsi mie instant. Apalagi yang goreng. Suka banget! Tapi lebih suka sama kamu sih. Haahaha. Oh yah, kalau di rumah --pas masih tinggal dengan orang tua, tentunya-- kesempatan makan mie instant adalah hal yang MEWAH. Bagaimana tidak, Ibund saya cukup anti dengan makanan instant. Apalagi mie. Lah wong jajan yang biasa aja jarang beli. Lebih suka masak sendiri. Maklumlah yah, udah 10.000 jam lebih kemampuan memasak beliau ini. Dah aku mah apa atuh dibandingin Ibund. Huhuhu. Nah, saat sudah tidak tinggal dengan orang tua (jadi anak kost.red) betapa besar kesempatan itu datang. Malah kadang jadi ketergantungan. Apalagi kalau pas akhir bulan. Hahaha. Jadinya suka semena-mena. Habisnya selain praktis, enak juga.

Adalah Indomie goreng yang menjadi favorit Saya. Apalagi yang edisi sepesial yang bungkusnya glossy gimana gitu. Tapi lebih rada mahal sih daripada yang biasa harganya.

Saking "mie instant" bangetnya hidup saya dulu, pernah tuh nyetok beragam rasa --yang goreng, tentunya-- sampai satu rak. Untung (maunya untung doang...) gak sampai kena tifus atau BAB DARAH MACAM Bang Radith.

Tapi, menjadikan mie instant sebagai pelarian nafsu ketika lapar...hujan deras...di kosan...dan menjomblo adalah pilihan yang kurang tepat. Menjadi dilema tersendiri bagi saya. Apalagi dengan menyetok mie instant di kamar. Membuat instuisi memasak saya memudar. Jadi males mengeksplor kemampuan dalam dunia kedapuran jadinya. Kalau begini, kapan saya bisa mencapai target 10.000 jam expert kayak Ibund? Kalau begini, kapan saya bisa menjadi pendamping yang awesome bagi kamu? Eaaaa. 

Yah gitu sih, kadang yang instant itu memang enak tapi belum tentu baik dan jangan keseringan. Apalagi jatuh cinta secara instant, cuma buat ngerasain yang enaknya ajah... jangan lupa dengan resiko yang mengintai di depan. Be careful. 

*Jiah jadinya malah curhat*

Bandung,


16 Maret 2016

 data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxITEhITDxMQDxIVFRIXFRUYFRAVFRURFRgXFxUVFRUYHSggGBolGxcVITEhJSktLi4uFx8zODMtNygtLysBCgoKDg0OGxAQGy4lICUtLy0tLS0tLS0rLS0uLi0tLSstLS0tLS0tLS0tLS0rLy0tLSstLS0tKy0tKy0tLS0tLf/AABEIASMArQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAEAAQUBAQAAAAAAAAAAAAAABAIDBQYHAQj/xAA9EAACAQICBwUFBQgCAwAAAAAAAQIDEQQhBQYSMUFRYQcTInGBYpGhscEyQnLR8BQjM1KCksLhQ7IVU/H/xAAaAQEAAgMBAAAAAAAAAAAAAAAAAwUBAgQG/8QAKxEAAgEDAwMCBgMBAAAAAAAAAAECAwQREiExBRNBIlFhcYGx4fAykaEj/9oADAMBAAIRAxEAPwDuIAAAAAAMfprTVDC0+8xNRU47lfe3yS4mhrtiw3eqPcVO6ba29uDls7lJU18r/kaOpFPDZnDOmAjaOx9OvThVoTVSnNXjJcV5PNNbmnmiSbmAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAADWNftXP23D7MIQlVT8LdlaL35vcrqPXI1+h2P4RUXGdWu67jnVTioqXs02mtm/B59To4NXBN5ZnLOBai6xVNE6RrYLGzSoubhPfsxn/wAdeKe6LVr9JK/2TvpyLtu1RTS0jRjLbjaNfZ4xtswm+l7RfRxfBmY7F9alisJ3E5uVahuvvdC9o257P2fJR5msfS9IfudFABIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAALWJw8akJU6kVOE4yjKL3SjJWafRpnzlp3CVdAaWp1KV5UJNzp52U6UnadOb4ySun/AEyPpI1PtK1SjpHBypqyr07zoS5VEvsv2Zbvc+BhrINlwGMhWp06tJ7VOpGM4vnGSui+cZ7D9apRctH4rag9qToqVls1Fd1aNsrZ3klzUuaR2YReUAADIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAOF9s+gJ4XFU8fhLwdSSm3FfZxVLxJ/1pXtzhLmdZ1N1hhj8HRxNOyc42nHPwVVlOOfXdzTT4nmumgljcHWw7ttSjem+VWOcM+F3k+jZyHsL008PjKuBq3iqybipZOOIp3bjbrG9+sUjTiQO9AA3AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAPn7th0HPCaQjisNeDqNV6co2WzXptd58XGX9bPoE0vtc0Qq+j6k/v0GqsX7P2ai8thyfnFGlRbZBsGrGmY4zC0MTDJVIJtfyzWU4+kk16GUOS9hul9nv8FNvjXpX/AJW1GpHpZ7Lt7TOtGYyysgAA2AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAIGnqSnhsRBraUqNVNc04NWJ5YxrXd1L7tiV/KzDB89agaQ/Z9JYaf3ZT7qXlW8Cd+CUmn6H0YfM89HJL7T2kkvDe+2mmrdfzO/6p6ehjMPCrDKVlGpHjCql4lblxT4po5reW2DGTMgA6TIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAIOmdKQw1PvKkak1eKtCO1K8nvty6hvAJxi9Z8UqeFrybs+7lGP45+GPxaNCq6/1MPiK03LvsLOdoQrRq0akHv/AHaUHeNuDXBO6zMHrJ2iftbhCMFToxu2m3nLdtbWWSXTi+luedeOl45JHSnjgh6wU1GnDZS2nduzztG1rrzL3ZhpaVDHQpt+CvenKN7eJXdOXnteFfiZgsdpOnPPbW0r5WduKXl/vjvIlfHxTTg7Sve6TupLirNvfzscEZSjPURKlUT4PpsHBaHanj4RhT2qUtl/bnC85dJ2ecd+5KXW5u2p3aDVxuKjSlR7ulsSTlCFScXWSur1N0I2UrX+qLKNaMiR05JZZ0QFE6kVvaXm0jyFeDyjKMn0aZKaYLgAAAAAAAAAAAAAAAbLeIrxhGU5tRjFXb6HP9OaeqYhuMbwpcI8Wuc+fluIK1eNJb8nVa2k68sLj3Nr0hrPhqWW13suULS98t3xMDiNepf8dGK6yk38El8zVKqsWJlXO/qt7bF/S6RQivVuZHWHWCri6UqNaNHu5b0qd81uacm2muDVmaitC01ugn7/AKmWbPYsglVlP+TO2FpTprEYoxMdAQf3Io9/8BTvmkZpSKJS3mup+5nsx8oxa1dw+9xk/W3yJuHoU6a2YLYjyTe/nnxL2IpNbyFUNnUkaq3h4JFVcY5/Mi/tTTunZlMZvgU11tK6ya3r6mrergyoqOzNn0Fr3XpNRqvv4cpfaS6T3++50zRGlaWIpqdF3XFP7UXyaPn/AGjYtTdPyw1ZNtuDymucfzW9f7Oy1upRembyisvunwlFzprD+52wFNOaaTi7ppNPmnuZUXB5wAAAAAAAEHTeL7qhVmnZqL2fxPKPxaMSaim2bQi5SUV5NT1u0v3k+6g/3dN5+1U/JbvO/Q1xyz6nm1ZFmUuv/wA4/roedrVXUlqZ7K3oRpQUI+C7CDlu+PArxGEls32JK298OnkZDQlG7hfc5P0ezdNrdnb57zLYrDNO2Sv4XxT455b0uJNChmOTnrXnbqaTSakClQZlsThLSfBJ2vZte8j1qNs87Xt8vzRzuDR2xrKSIMrroXsVSsovfdHlVZ57voWsRXukuQRs8vAq1bxS5GPqyLlSoW6SvJefX6B77Dgj1JyW73HlOq7rgTMThmpK9s7cnk/mRXTatye7d+rm6TRE8DF4db1uKI2urEyn4k1y+qMY42lbqS6fJCpZ2Z27UTFupg6d83Byh6LNfBpehsJpHZbWvSrR5SjL+5Nf4m7lxReYI8tcx01ZL4gAEpAAAADV9fcTalTpr787vyh/tr3G0Gl9oE/HQjyU373FL5M5rt4oyO7p0VK5jn5/0jUqz+H0LU8nz3X5Xtn9T3b4/q5ZjVzTPPs9dEzeiKmy7t7N3m07Z5e7OxsyruStG21ZWd1a/rnyu8zRsPXszNYDFtNWaas1b2eO719x3W9RYwVV9auT1F/SVK0m3k04yXN7r3suFn7zC16j+y0rW+XBPkrsz2JrN55Xe/i0unuzNfxSVss8o53vw58dz9BWWODazbaxIx1WRFnIu1SPI5S0LcmX8BC81y4+RZUcydRhs7Te62XHPLn6/pmYLcjqPYo0lUjtKySytbyvutuysRsTUWyrZ/7KK8888sn8SGS5IdJkMLnu4kPEwtPPIm4SO4j6UVmiVcED/kb72WVf3laPOEX/AGyt/kdGOW9mc7YnzpzX/V/Q6kWVs/8AmefvliswADoOMAAAGi9oP8Wk/Yfwkb0aV2jU/wCBLj+8Xp4Wct4s0Wd/THi5j9fsafWREZLg7prkRKsfqUconq4PDwwpE3DYizXR39fMgMrizWLcWSSSaM1LF3WduK4bs87c2QMRWy9EvRZJEbv3zLNSZK5uRDGko8FuTKEjyTLmGlbN5mqJJbIlYXDXavl+rfryPcbUUVaLSa4p8eO4rni4pc7X/XmYrF17k2Ukc+HJ7kWtK7KacbtI8uSsHT4msdzM3hEuhHcRcbJbV3wJryVzFYm7kkT+Dk5eTeOzWnevflTk/e0vqdPTND7OsPswqVHxcYLyWb+cfcbvTmWdusU0efvJaqzLwPEz0nOUAAAGo9oa8FH8U/kjbjSu0SedBdKj/wCpzXbxRf75O7pyzcx/fDNMouzKa8c2e01mXK0SjTyj1c1iWSDJnm0e4iOZbTNcEiexW2Wqkg2UPPcZMlLYUi22UtmEzVntSoRpzK5MtmVuasqijKUIWRjIvMy0H4Togc9VissrEaMPFdkuOaJWr+C7zEU4v7O1tS/DFbVvW1vUmjHLSOOc9Cbfg6Bq/hu6oUotWezeX4pZv529DNUpkK5cpyLdLCwealJybbMnCRcIlKZIizJgrAAAOf8AaFVffwjwVNP1cpX+SOgGhdpFG1SlPg4OPrF3/wAjkvk3RZY9KaVzHPx+xquH3l2sixg53ZerspVseoqbyImIiQ2ydV4mPkzDN48BssykVSkWWzVs2DkW3ISZZlIwjDK3MpUi05HkZZkiI2SWzI0anhMbIv055WJ4shmsmTpbr9DYtR6V61Sf8tO3rJr6RZrVCXh95umolG1OrP8Ammo/2q/+R126zNFTfSxTZsx6meAsyiJFKZMhMx0WSYTAMgAAAYDXfAd7hZNK8qb215LKXwbfoZ88avk80aTgpxcX5JKVR05qa8HCaVfYlnuuZHEvM91y0HLDVWt9OV3Tfs8n1W73PiRe82oQlzSv5rJ/EoJwcW4vlHsoVI1Epx4Z7UZj6pLlMhVGRsmRaky3Jly1/c37ixJkZk8mWJMuTZZN4o1bKZMqpRCiSqGHfEkRHJnijck06W4u06NipzS6slUTnlU9i63ZHStW8N3eGpJ5Nraf9TuvhY5/oPBOvWpw4N3l0gs5fDL1OpFjaR5kUnUanEPqAAdpVnqLkJFoqTAM0AAAAADFay6HjiqEqbspb4PlNbvR7n5nIcPTcdulNOMoN5Pes7SXo/mdzNJ151du/wBqoRvKP8WK+9HdtLrbf7+Bw3lDUta+vyLTp132325cPj5/k57V3kasyfiafFfpECuVElg9LCeosNlo9kyi5GjdlFRlFNCbLmHhdkiRpJkjDUeJOsoq74FNNFONfhsTJYRyyeXgg1cVKV+C4L8zzDYi+TvctzydjM6saGliKsYrKO+T/lhxfnwRtFuTwjWo4wi5Pg3fUXAbNJ1ZK0qmUekE/q/kjZimlTUYxjFbMYpJLklkiouqcNEUjy1Wp3JuQABuRg9PAAZwAAAAAAAAGla56uwjB1qEdmz/AHkVus39pLhnv8zm+kKdjvc4JpqSTTTTT3NPemcl1w0R3NSUFfZ3w/C93uzXoVd7Qx60XfTLt57cmaZJlpyKq2RZbK1Iv2z1GQwlOyLeEw3GRM8iWKIJy8FdNEfHO7RKo8yw6bnJKKcm3ZJK7bfBI3a2IU98kXDYaU5qMU5NuyS3tvckdc1d0QsNSUctuVnN+1yXRbveQNVNXFh13lVJ1mt29U0+C9rm/Tz2IsrW30eqXJSX953Xojwv9AAOwrQAAAAADOAAAAAAAAAGC1t0P+0UrwV6kLuPtLjH6ry6mdBrOKksM2hNwkpI+ftJ4JpuyMZCi77jtetGqsa16lFJVPvRytPquUvmaDX0dsN7Ss0801Zp9UU9S3cJHo6F/GpH4mGpUnbMqaMtsRtwINSk5SUYJybaSS3tvcka6STuZLKTdoxTbeSSzd+SXM3/AFU1eVCKqVUnWa3f+tPgva5v0872rmr8cPFSnaVZrN8I3+7H8+JnCxoW+n1S5Ke7vNfohx5fv+DwAHWVwAAAAAAAABnAAAAAAAAAAAADm3aBGVKs5W8FRKS6NK0l8E/6jpJitY9CxxVF05eGSzhLlLr0ZBcQc4YjydNpVjTqpy48nFf/ACabtZm46i6Oc5yryXhh4YdZve/RfMowHZrW7y9adONNPfFuUmuiaVvU32hgYUoRp01swirJfV8295yWtGblqmsYLK/u6WjRSeclhnhcnEoLIpDwAAAAAAAAAAAGcAAAAAAAAAAAAAAB4yzUQABDqosM8AB4AAAAAAAAAAAD/9k=

Adalah Indonesia, terbentuk dari kitaran tujuh belas ribu keping potongan surga, katanya. Dihuni oleh ratusan juta manusia bersanding dengan jutaan jenis hewan juga tanaman. Berhubung juga garis khatulistiwa membentang dari ufuk timur hingga barat Indonesia --tidak hanya pada jambul tante Syahrini-- maka, sudah kodrati lah beragam jenis tanaman tropis tumbuh di hati ini eh di bumi ini.

Dari sekian banyak tanaman tropis, adalah cabai a.k.a cabe (enakan nyebut cabe yah? :v) yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari bangsa ini. Mulai dari cabe merah, cabai hijau, cabai rawit, paprika, cabe gendot/gendol dan lainnya. Yang paling fenomenal sih cabe-cabean.
Nah, dari sekian jenis cabe, adakah yang menjadi favorit dan menarik hatimu?

GENDOT adalah yang paling menarik hati saya. Eh, bukan... bukan karena saya gendut -_- kamu mah suka terlalu jujur deh kayak Erlin.
Perpaduan rasa buah dan sayur yang segar, pedasnya yang sangat sensasional (antara 100.000-350.000 skala scoville loh) juga body-nya yang aduhai, bagaimana tidak saya sampai jatuh hati? :')
Cabe ini sebenarnya berasal dari Semenanjung Yucatan, Meksiko. Namun,   pada abad ke-18 para taksonomis mengira cabe ini berasal dari China maka wajar kiranya nama latin dia jadi Capsicum Chinense/Cabai China. Dalam dunia Internasional, Gendot/Gendol disebut Habanero. Berasal dari La Habana --suatu daerah di Kuba-- yang sekarang dikenal dengan Havana, karena dulu di sanalah pusat jual-beli cabe gendot.

Oh yah, pas di Lampung sih saya gak pernah nemu cabe ini. Tapi di Bandung mah banyak banget. Ternyata memang habitat gendot tuh di daerah pegunungan. Di pulau Jawa/Java aja perkebunannya cuma ada di sekitaran Bandung dan Dieng.
Memang sih I'm enthusiast to Gendot tapi kan gak mungkin mau digerogotin langsung. Maka saya mengolahnya jadi beragam masakan. Dan, here's my favorite one... SEMUR GENDOT BERSAYAP. Kamu mau coba? Lets practice on your own kitchen beb...

Bahan-bahan:
- Sayap Ayam 500gr, bersihkan.
- Cabe Gendot 100gr, cuci, belah tengah.
- Bawang merah 5 siung
- Bawang putih 3 siung
- Biji Pala 1 butir
- Ketumbar 2 sdm
- Lada 1 sdt
- Kapulaga 3 buah
- Kayu manis 2 cm
- Air 500 ml
- Garam seselera
- Kecap dan gula merah secukupnya
- Minyak 2 sdm

Cara-cara:
1. Haluskan bm, bp, ketumbar, lada dan biji pala.
2. Tumis bumbu halus, setelah harum masukkan gendot dan sayap ayam.
3. Masukkan air setelah cabe gendot mulai layu lalu masukkan kapulaga dan kayu manis.
4. Setelah air mendidih, tambahkan kecap dan gula merah.
5. Tunggu hingga kuah menyusut dan meresap.
6. Setelah matang, matikan kompor lalu tambahkan garam. Cicipi, kalau udah enak angkat aja terus makan pake nasi.

Catatan...
Sayap yang digunakan sayap ayam yah, jangan sayap malaikat, entar malah jadi malaikat tak bersayap. Ngebelah cabe gendotnya jangan putus sebab kalau putus dia bakal ngejomblo, kayak kamu. Hihhhi. Kali ini serius, masukin garam ketika proses masak udah selesai karena kalau masih panas nanti bakal ada penguraian dan reaksi apa gitu pokoknya kurang baik. Hal ini pastilah anak kimia lebih paham.

*Oh yah, sella baru tau kalau ibu kota negara bagian Yucatan itu namanya Merida. Kalau kamu... Marry me?

Bandung, Maret 2016.
Photo resep kuartal ke-4 2015.
Semur Gendot Bersayap by sella
© 2016 Peri Tinkersell

Saturday, 12 March 2016

© 2016 Peri Tinkersell

Recipe modificated bye: Tinkersell


Bahan-bahan:

2 butir telur ayam (1 untuk adonan, 1 untuk olesan gunakan kuningnya saja)

7 sdm munjung tepung terigu
1 scht blueband kecil ukuran 17gr
4 sdm gula pasir
1 scht dancow putih

Cara membuat:

1. Kocok telur, gula pasir dan margarine (sisahkan sedikit untuk olesan magic com) menggunakan garpu/sendok hingga warnanya memucat.

2. Masukkan sedikit demi sedikit tepung terigu disusul dengan susu bubuk.
3. Tuang dan ratakan adonan ke dalam panci magic com yang sebelumnya telah dipanaskan.
4. Tuang kocokan kuning telur, ratakan.
5. Pencet tombol cook, jika sudah warm maka tunggu sekitar 4 menit lalu pencet cook lagi, jika tidak bisa maka biarkan saja pada tombol warm.
6. Jika harum semerbak sudah memenuhi kamar itu tandanya Lekker Holland sudah matang.
Oh yah, saya menambahkan taburan wijen di atas adonan sebelum di cook, kalau kamu punya kismis atau almond itu akan lebih baik.


Selamat mencoba!!! 
grin emoticon

nb: 


-adonan agak kental
-hasilnya seperti perpaduan antara nastart dan bolu, padat, pinggirannya kering. Harum serta legit.
© 2016 Peri Tinkersell

Recipe from: Allrecipes.com
Recook bye: Tinkersell

Ingredients:


1/2 cup shortening
(I replaced it with margarine)
1 1/3 cups packed brown sugar
1 egg yolk
2 cups sifted all-purpose flour
1 teaspoon baking soda
1/2 teaspoon salt
1 teaspoon ground cinnamon
1/2 teaspoon ground cloves
1/4 teaspoon ground nutmeg
1 cup chopped walnuts (optional)
1 cup apples - peeled, cored and finely + diced
1/4 cup milk
1 1/2 cups sifted confectioners' sugar
1 tablespoon butter
1/2 teaspoon vanilla extract
2 1/2 tablespoons half-and-half cream (I didn't add)

Directions:

Beat shortening and brown sugar together until light and fluffy. Beat in egg and blend thoroughly.

Stir together flour, baking soda, salt, cinnamon, cloves and nutmeg. 

Stir half the dry ingredients into creamed mixture. Stir in nuts and apple , then stir in remaining half of dry ingredients and milk. Mix well.

Drop from tablespoon 1 1/2 inches apart onto lightly greased baking sheet. Bake in a preheated 400 degree oven for 10-12 minutes.
© 2016 Peri Tinkersell
Sudah pernah dibilang bahwasanya hobi tertentu jika berkonspirasi dengan hobi tertentu jua maka tidak mustahil menghasilkan effect kreasi *halaaah*. Terispirasi dari Novel Dee Lestari -Madre- yang artinya sendiri Ibu eh tapi kalau diadonan donat ini kita sebutnya "Biang" yah heum namun jika mau agak sedikit Kolosal yah sebut "Biyung" juga boleh, duh dari pada kelamaan muqadimahnya mari kita catat saja resep di bawah ini yah kawan-kawan, kalau di rumah Ibu ku sih ini Favorit sekali pacman emoticon

1. Biang
Tepung terigu protein tinggi (saya pakai cakra) 225 gr
Garam 1/8 sdt
Air 125 ml
Ragi Instant 6 gr (setengah sachet kecil)

2. Bahan Adonan
Tepung terigu protein tinggi 150 gr
Kuning telur 1 butir
Susu bubuk 20 gr (boleh diskip)
Margarin/Mentega 30 gr
Gula Pasir 50 gr

3. Kelengkapan
Minyak untuk menggoreng
Topping (sukanya aja apa yah hehehe)

CARA MEMBUAT
- Campur semua bahan biang hingga rata, tutup dengan kain bersih selama 90 menit.
- Setelah 90 menit, tambahkan bahan adonan ke dalam wadah berisi biang, uleni hingga kalis, jika dirasa masih agak basah boleh tambahkan tepung sedikit demi sedikit diselingi penambahan mentega (komposisi yang pas akan menghasilkan donat yang garing di luar namun lembut di dalam).
- Jika sudah kalis, bentuk adonan menjadi 1 bulatan besar, tutup kain bersih yang telah dibasahi air selama 30 menit.
- Setelah 30 menit, kembiskan adonan menggunakan rolling pin (pakai botol kecap yang telah dibubuhi tepung juga bisa), diamkan 10 menit. Lalu cetak. (jika tidak punya cetakan donat maka setelah adonan dikempiskan, bagi adonan menjadi 20 bagian, bulatkan dan bentuk lubang di tengah dengan jari)
- Goreng dalam minyak yang telah dipanaskan. (jangan menggoreng dibolak-balik, biarkan donat matang satu sisi kemudian baru dibalik)

Beri topping sesuai selera, bisa menggunakan DCC yang di tim atau oles mayones dan bubuhi abon. Yummy.

Friday, 11 March 2016

I'm just waiting you...
Till rainy day drop
Or sunny make it stop

No matter how long I'll
As far as you run
I try to always enjoy and fun

Sometimes, gloomy Sunday isn't mean a bad day
Agree?
And blue Tuesday also will go away
Agree?

And,
Dandelion on my hand was fly high and higher to the sky
She talked to the cloud that I never say good bye

Dandelion show me the hope
She make me strong as a lion whose falling in love

*make a puisi without my mother language is not easier than I imagine before, hehe*

Bandung,


11/3/16
Happy your day!
© 2016 Peri Tinkersell
Jemarimu yang menelusup diam-diam di balik lengan pakaian. Dulu. Karena kini tak dapat lagi aku nikmati. Saat angin masih setia diam-diam menelusup pada jari-jari mesin bergigi. Namun kamu sudah tidak lagi.
Aku masih duduk di serambi, diantara batang-batang bambu yang tersusun rapih. Secangkir teh hijau beraroma melati tak berkutik saat aku kecupi. Ubin-ubin kutatap, berdebu dan tak pernah sempat kusapu.
Aku masih sesekali berdiri kala deru mesin terdengar dari suatu penjuru. Kulihat ke balik pintu namun itu bukan kamu. Ketika ada derap sepatu mengetuk lantai serambi yang berdebu. Itu masih tetap saja bukan kamu.

Jemariku yang kini sendiri tak ada kawan main. Tak lagi bisa menelusup atau ditelusupi. Diam-diam dibalik lengan pakaianku, aku terus setia merindu sentuh.
Batang-batang bambu di serambi masih tersusun rapih. Mengapa tidak lagi dengan hati?

Bandung,


Dibuat pada tanggal 6 maret.
Dipublish pada tanggal 11 maret, selamat ulang tahun buat Aa Martas.

dokumentasi pribadi sella
 © 2016 Peri Tinkersell

Thursday, 10 March 2016

To lately or not?
In the fact, I can't let my home. My body in here but my mind always there. Missing they are.

Ayah was said:
Udah mah gak bisa ngatur diri tapi gak mau diatur.
Sometimes, I felt that my parents to egois. But, I know well, everything they do are for my kindness.

I remember what Yuval say at a moment:
Jangan sampai orangtua jadi durhaka ke anak karena memang anaknya yang gak qanaah.
And I can't let my parents have some mistakes because of me.

I want to go home.  The place that. Feel save and comfort. There's no worry because of my parents hug.

Bandung, 

March 10th 2016
Kaki yang siap melangkah pulang ke rumah
 © 2016 Peri Tinkersell