"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." -Pribahasa tenar Indonesia-
Pertama-tama, kamu tentu perlu tau dulu apa itu...Nila?
Nila adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak 1-2 meter, biasanya digunakan sebagai pewarna nila (indigo) karena mengandung indikan, umumny berfungsi untuk mewarnai tekstil. (KBBI)
Dan kamu tau apa itu Susu?
Minuman yang tidak lagi dikonsumsi bayi ternak sejak umur 6 bulan, namun tetap dikonsumsi oleh manusia yang bahkan usianya lebih dari 60 tahun. Termasuk, Kamu. :p
Susu ini terlalu banyak variantnya, biar yang ahli saja yang menjelaskan, misalnya kamu ke Wikipedia.
Salah satu sifat susu adalah penetralisir (walau masih diperdebatkan) tapi moyang kita secara turun temurun telah membuktikan.
Jadi, apa iyah hanya karena "nila" setitik maka "susu" sebelanga akan rusak? TIDAK!
Perbandingannya jelas, susunya jauh lebih banyak. Susu masih berasa Susu!
Begitu pun, HATI.
Kamu, kalau mendapati seseorang yang begitu baiknya, terpercaya dan perhatian, susu banget pokoknya. Suatu ketika Ia melakukan ke-nila-an, setitik. Atau boleh jadi kesalahannya seember, sebaskom atau segentong? Please, masih banyak "susu" yang dijajakan di pasaran. Kamu tinggal tambahkan pada "susu" sebelanga yang kena "nila" setitik itu.
SIMPLE !
Kalau ada orang yang dimatamu berbuat salah/khilaf, kamu tinggal lihat dan ingat kebaikannya yang banyak itu. Kamu harus ingat "susu" nya. Kalau kurang? Beli lagi "susu"nya.
***
Saya penasaran, siapa yang membuat pribahasa seperti itu. Kenapa gak kepikiran yah buat saya untuk protes sejak saat itu juga, di Sekolah Dasar. Sudah mengakar, menjadi semacam doktrin pemahaman massal pula bagi bangsa Indonesia.
Bung, Ini serius, gak akan rusak susu sebelanga hanya karena nila setitik.
Bandar Lampung,
27 Juni 2015
Sambil mencoba kirim surel pada seseorang yang menganggap susu-nya saya sudah sangat hina terkontaminasi karena nila, setitik.
Sumber foto: m.indonesian.alibaba.com/p-detail/Guangzhou-stainless-steel-measuring-cup-set-60151251806