*Rada-rada serius bahasannnya*
Kalau
untuk belajar formal saja kita punya banyak waktu luang walau kadang
disertai rasa paksa dan malas, mengapa terasa berat belajar ilmu agama
padahal ancaman dan hukumnya jelas?
Hari ini saya mendapat teguran itu, penyadaran datang dari kardus milik Kakek, berhubung beliau sedang di Batu Sangkar maka tak pelak saya lah yang mengurusi harta benda beliau (yang 80 persen adalah buku [agama]).
Diantara tumpukan itu ada satu judul yang paling membuat saya terbetik hati; Pedoman Shalat. Sebagai umat muslim turunan (yang agama Islam-nya didapat dari orang tua bukan atas pencarian sendiri) otomatis saya dibekali pengetahuan akan shalat sejak kecil dan buku saya belajar shalat dulu sangat tipis berwarna cover dominan ungu. Ah, lucu, fikir saya pertama kali mendapati buku "Pedoman Shalat" yang tebalnya hampir 600 halaman disusun oleh Prof.Dr.T.M.Hasbi Ash Shiddieqy ini, masa iyah pedoman shalat setebal ini?
Saya tertarik untuk membukanya, saya balik lembar perlembar. Astaghfirullahaladzhim, bukan bermaksud berlebihan tapi isinya benar-benar membuat saya bergetar hebat dan jadi ingin berbagi pada kalian, para sahabat.
Betapa kurang sempurnanya pemahaman saya akan shalat selama ini, asal gerak dan komat-kamit saja. Buku ini membahas begitu detail perihal shalat mulai dari hubungan antara umat Islam dan Shalat hingga hukum meninggalkan shalat, semua terangkum jelas beserta dalil dalam enam ratus halaman walau begitu Sang Penyusun dengan rendah hati berkata; ini hanya rangkuman kecil.
Sepanjang sisa tahun-tahun rasanya perlu bagi saya membaca (sekaligus mempraktekkan tentunya) isi buku ini, kami bisa jadi teman yang baik karena sebaya. Yah ini buku terbitan 1992.
Yuk, belajar terus untuk menyempurnakan shalat.
Karena...
Dan, Shalat adalah perintah yang Allah berikan tanpa perantara Jibril, langsung pada Baginda Rasul melalui peristiwa isra' mi'raj, betapa istimewa.
Dan lagi, menutup aurat itu bukan hanya waktu shalat loh yah, tapi sepanjang yang diharuskan.
Hari ini saya mendapat teguran itu, penyadaran datang dari kardus milik Kakek, berhubung beliau sedang di Batu Sangkar maka tak pelak saya lah yang mengurusi harta benda beliau (yang 80 persen adalah buku [agama]).
Diantara tumpukan itu ada satu judul yang paling membuat saya terbetik hati; Pedoman Shalat. Sebagai umat muslim turunan (yang agama Islam-nya didapat dari orang tua bukan atas pencarian sendiri) otomatis saya dibekali pengetahuan akan shalat sejak kecil dan buku saya belajar shalat dulu sangat tipis berwarna cover dominan ungu. Ah, lucu, fikir saya pertama kali mendapati buku "Pedoman Shalat" yang tebalnya hampir 600 halaman disusun oleh Prof.Dr.T.M.Hasbi Ash Shiddieqy ini, masa iyah pedoman shalat setebal ini?
buku shalat punya kakeknya sella © 2016 Peri Tinkersell |
Saya tertarik untuk membukanya, saya balik lembar perlembar. Astaghfirullahaladzhim, bukan bermaksud berlebihan tapi isinya benar-benar membuat saya bergetar hebat dan jadi ingin berbagi pada kalian, para sahabat.
Betapa kurang sempurnanya pemahaman saya akan shalat selama ini, asal gerak dan komat-kamit saja. Buku ini membahas begitu detail perihal shalat mulai dari hubungan antara umat Islam dan Shalat hingga hukum meninggalkan shalat, semua terangkum jelas beserta dalil dalam enam ratus halaman walau begitu Sang Penyusun dengan rendah hati berkata; ini hanya rangkuman kecil.
Sepanjang sisa tahun-tahun rasanya perlu bagi saya membaca (sekaligus mempraktekkan tentunya) isi buku ini, kami bisa jadi teman yang baik karena sebaya. Yah ini buku terbitan 1992.
Yuk, belajar terus untuk menyempurnakan shalat.
Karena...
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah perhatian kepada shalatnyaa. Jika shalatnya baik, dia akan beruntung (dalam sebuah riwayat disebutkan: dia akan berhasil). Dan jika shalatnya rusak, dia akan gagal dan merugi.” (HR Ath Thabrani, shahih).
Dan, Shalat adalah perintah yang Allah berikan tanpa perantara Jibril, langsung pada Baginda Rasul melalui peristiwa isra' mi'raj, betapa istimewa.
Dan lagi, menutup aurat itu bukan hanya waktu shalat loh yah, tapi sepanjang yang diharuskan.
0 comments:
Post a Comment