Jemarimu yang menelusup diam-diam di balik lengan pakaian. Dulu. Karena kini tak dapat lagi aku nikmati. Saat angin masih setia diam-diam menelusup pada jari-jari mesin bergigi. Namun kamu sudah tidak lagi.
Aku masih duduk di serambi, diantara batang-batang bambu yang tersusun rapih. Secangkir teh hijau beraroma melati tak berkutik saat aku kecupi. Ubin-ubin kutatap, berdebu dan tak pernah sempat kusapu.
Aku masih sesekali berdiri kala deru mesin terdengar dari suatu penjuru. Kulihat ke balik pintu namun itu bukan kamu. Ketika ada derap sepatu mengetuk lantai serambi yang berdebu. Itu masih tetap saja bukan kamu.

Jemariku yang kini sendiri tak ada kawan main. Tak lagi bisa menelusup atau ditelusupi. Diam-diam dibalik lengan pakaianku, aku terus setia merindu sentuh.
Batang-batang bambu di serambi masih tersusun rapih. Mengapa tidak lagi dengan hati?

Bandung,


Dibuat pada tanggal 6 maret.
Dipublish pada tanggal 11 maret, selamat ulang tahun buat Aa Martas.

dokumentasi pribadi sella
 © 2016 Peri Tinkersell