maka diiringi lagu dari Natalie Imbruglia Perang batin pecah pasukan perak mulai menunjukan kegoyahannya. Macbeth berlari lari dengan sedikit kecemasan, mengibaskan pedangnya secara asal . ia bingung harus apa, ia tak pernah memegang pedang sebelumnya,, ia menyesal dengan sangat bahwa harus diakui ia memang lemah. tentara perak yang memberinya pedang segera menangkap Macbeth, ia melindunginya sepertinya. Macbeth mengerti ia harus belajar terlebih dahulu. namun ia capai sekali ia lelah seharian harus berlari lari dan kini pantat teposnya menduduki kuda yang alot sekali, secara reflek ia memeluk sang tetara , ia memluk erat ketakutan, desiran aneh mulai menanggapi syarafnya , ini .. ini yang ia cari... perasaan ini yang selama ini ia dambakan, rasa aman ..
Kuda berpacu ke depan sementara satu persatu tentara perak mulai berjatuhan,, Macbeth terus berkonsentrasi memerhatikan tentara ungu.. astaga inikah perasaan sendunya perasaanya yang bangkit menjadi pasukan yang ingin menguasai akal sehatnya... dan apakah maksudnya ini, ia semakin mendekap erat, kekuatan entah dari mana datang menguasai badannya
segera ia menguasai kuda sang tentara setelah sang tentara perak jatuh, ia dengan semangat gilanya berkoarkoar penuh semangat mengumandangkan aura positif,
BLASSSH semua tentara ungu lenyap hilang tak berbekas. .. lega
dihampirinya tentara perak tadi, ia buka helm pelindungnya dan betapa terkejutnya ia bahwa tentara itu adalah jellyandro...
sang tentara tersenyum ,
"lihat kau berhasil bukan ? kau tidak membutuhkan aku "
"aku ... aku "
mereka berpelukan dan .. begitulah *TAMPAR
Macbeth tersadar di kamarnya , apa yang terjadi ?
The Song to The Siren
Setelah perang selesaii aku ingin sekali menyampaikan pada para kaum Siren di laut Sesilia bahwa aku berterima kasih sangat atas pertolongan mereka saat itu.
Jadwal belajarku kini dipadatkan, seminggu lagi desas desus negara ini akan turut dalam perang membuat peraturan sekolah menjadi keras. minimal sebelum kau mati kau telah belajar dengan baik, demikian para guru guru sekolahku mengingatkan. aku mengambil pelajaran klasik yang kupikir sesuai dengan kepentinganku nanti menjadi seorang istri dari suamiku. ibuku seorang penjahit pakaian wanita, tidak terlalu terkenal memang namun kualitas jahitannya sangat memuaskan. aku turut membantu ibuku sehingga terkadang aku membuat sendiri pakaian pakaianku.
perang sebentar lagi dimulai dan 3 pesanan jahitan harus segera diselesaikan. "setidaknya kau cantik saat bom menimpamu nak" kata pelanggan ibu suatu hari. negeriku Petronia memang sedang dalam masalah dan aku berani sumpah bahwa itu terjadi bukan karena kenakalanku dimasa kecil. aku anak baik-baik yang saleh. aku selalu mengikuti kebaktian dengan senyum paling tenang. aku Alice de Couteure seorang gadis keturunan yahudi, badanku mungil, rambutku tebal memesona.
Pelajaran diakhiri dengan doa bersama, kami saling menangis karena belum tentu kami akan bertemu lagi, semua berharap akan bertemu di Stovia tanpa kekurangan apapun, Ya kami akan mengungsi ke dunia lain sementara waktu dan itu tentu saja rahasia negara kami.
Ibu selesai mengepak baju baju dan persediaan makanan, Jaket tebal tak lupa ia siapkan, hari itu aku gundah akankah perang memang terjadi ? aku gundah karena seorang pemuda di seberang rumahku, pemuda ramping yang menggodaku , dan pertama kali itulah aku digoda, terdengar payaj memang.
hari itu hujan dan pemuda itu dengan sedianya ia memayngi kau dengan jaket denimnya yang biru, aku merasa itu konyol sekali toh aku sudah kebasahan. tapi dengan sabar ia mengantarkanku sampai di depan rumah. sepanjang jalan dia tak hentinya mengajakku berbicara, dan saat itulah aku merasa bibirku berguna, ia tanyakan apakah aku takut akan perang , aku jawab tidak karena aku anak baik dan tuhan siap menerimaku. ia tertawa dan berkata ia akan terjun dalam perang nanti. pemuda-pemuda memang tanpa paksaan membela negara ini, mereka menyadari negara ini berbeda dan patut dilindungi, aku pun ingin turun jua dalam perang, namun masih tabu bagi kami turut berjuang.
dan tahukah kau perjalanan 30 menit kala hujan itu sangat bermakna bagiku? itulah pertama kali ada pemuda yang menyapaku, hei aku tidak kuno aku sekolah di sekolah keputrian dan memang kami jarang sekali menemui pemuda pemuda yang sedia menemani malam kamis kami di taman bulan. dan pemuda tadi ia Jean du Beau, Jean si tampan artinya, dan memang ia tampan, semua yang kau impikan ada padanya.
dalam kegundahanku akan bertemu ia kembali atau tidak aku membopong koper tuaku, kami berjalan dengan para pengungsi lainnya menuju Pintu Margareth. pintu evakuasi yang diciptakan oleh ilmuwan wanita kami Margareth Stovia.
ia menciptakan pintu penghubung dengan dunia interdananties dan membenahi keadaan dunia itu dengan menciptakan kota darurat Stovia.
dengan kekalutanku aku pamit sebentar ingin bertemu Jean, dengar kabar ia ada di kamp pelatihan khusus di dekat jembatan ini, alu berlaari secepatnya, aku hanya mempunyai waktu satu jam untuk bertemu dengannya itupun jika ia belum menuju PetroniaCity ibukota kami.
aku melihat Jean sedang berbaris ingin rasanya kuhampiri ia namun mustahil, aku akan ditembak jika masih mendekati kamp itu. aku melihatnya dan ia membalas tatapanku, ia meminta izin bertemu denganku dan syukurlah pemimpin itu mengizinkan mungkin ia mengerti tatapanku.
"mengapa kau kemari ?" tanyanya
"tak mengertikah engkau" aku menangis
dan ia memelukku
"sudah hampir di tutup, pergilah, ambil ini, mungkin aku terlalu percaya diri" ia melepaskan pelukan dan memberiku sebuah kunci berbentuk kuda laut serta sebuah amplop baru.
"carilah pintu Siren jika kau terlmbat, pergilah" ia mengusirku gusar.
alu menangis seraya menjauhi , namun ia kembali memelukku dan.. menciumku ia menciumku dengan gemas dan aku membalas , ia lepaskan ciuman itu saat aku menikmatinya. ciuman pertamaku, ia tertawa mengejek dan aku meninju perutnya.
Aku berlari kembali menuju pintu Margareth. sial pintu telah di tutup aku panik membuka pintu pintu yang banyak itu, kunci itu terjatuh dan tepat saat itu dentuman pertama menggetarkan bawah jembatan ini. aku berdoa dalam ketakutanku aku harus mencari pintu siren, kuambil kunci itu dan mencari pintu hijau lumut.
Nerhasil kubuka pintu itu dan aku mendorongnya, seketika aku terjatuh di sebuah samudera biru yang berombak.
aku terkejut dan akhirnya jatuh dalam hempaasan ombak, ombak menekanku ke dasar, aku berusaha melawan. aku tak kuat dan ahhh smar samar aku mendengar seorang gadis, ah bukan beberapa kurasa menyanyikan sebuah lagu
On the floating, ship less oceans
I did all my best to smile
Till your singing eyes and fingers
Drew me loving into your eyes
And you sang, "Sail to me
Sail to me, let me enfold you"
Here I am, here I am
Waiting to hold you
Then I dreamed, you dreamed about me
Were you here when I was for sail?
(Was for sail)
Now my foolish boat is leaning
Broken lovelorn on your rocks
[- From :http://www.elyrics.net/read/t/this-mortal-coil-lyrics/song-to-the-siren-lyrics.html -]
For you sang, "Touch me not
Touch me not, come back tomorrow"
Ohh my heart, ohh my heart
Shies from the sorrow
When I'm as puzzled as a newborn child
I'm as riddled as the tide
Should I stand amid the breakers?
Or shall I lie with death my bride?
Hear me sing, "Swim to me
Swim to me, let me enfold you"
Here I am, here I am
Waiting to hold you
dan aku kehilangan kesadaranku