Thursday, 2 July 2015

Dia hidup jika tersambung
Memutar rentangan baling sesukamu
Bisa pilih satu, dua, tiga atau nol jika mau

Udara dilerai jadi debu dan angin
Bintik coklat lekat menapak
Sesekali dia digantungi wangi
Bisa jeruk, apel atau lavender jika kamu mau

Panasmu sudah terburaikan?
Jangan laju mudah terbuai
Cabut dia!
Atau kau akan...
Dirasuki angin

Bandar Lampung,
2 Juli 2015

33 derajat celcius di Bumi Waras, Bung.

Wednesday, 1 July 2015

Dari mimpi semalam
Hijau mengawini merah,
menjulur menyamar jadi sirih
Melalui bumi dan tangkai bambu berbubuh
Ia berlalu seolah ke langit

Dari mimpi semalam
Rekah menggugah busur panah
Menusuk dua bilah hati yang hampir mati
Hatiku, hatimu

Tapi, aku tidak doyan hati
Mau ini punya ayam, sapi, kambing apalagi...
Aku tidak doyan hati

Bandar Lampung,
1 Juli 2015

Dipojokan
Aku menatapmu lekat
Pada ubin dingin yang manut pasrah tiap kali terinjak

Kau sibuk mematut diri pada cermin
Mengukur tiap inci keluruhan lemak
Engap, sesak apapun itu
Anggap saja angin selewat

Kau tindih aku kembali,
Ada banyak umpatan mengiring

"Ah, segini terus!"
Katamu,

Kau murka,
Aku terinjak

Bandar Lampung,
1 Juli 2015

Sedang begitu banyak yang melintas menjadi ide





Sumber Foto: Wikipedia


"Makanan terenak bukan dilihat dari seberapa mewah bahannya tapi dilihat dari sedang bagaimana dan bersama siapa kita makan, itulah cita rasa." -Sella, 22th, single ceria manis berbakat-

Saya sadar, semua orang tentu memiliki makanan favoritnya sendiri, itukan selera. Menu berbumbu kacang seperti pecel, keredok, ketoprak juga sate adalah kesukaan saya. Terutamanya sate. Tapi, untuk sate sih saya lebih suka sate Padang, mungkin lidah saya masih menganut paham Rasis.
Kemungkinan yang paling mungkin adalah, saya selalu makan sate Padang pada saat istimewa bersama orang istimewa! Itu faktanya.

Sate Padang menurut Wikipedia

Sate Padang adalah sebutan untuk tiga jenis varian sate di Sumatera Barat, yaitu Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman .

Sate Padang memakai bahan daging sapi, lidah, atau jerohan (jantung, usus, dan tetelan) [1] dengan bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.

Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang ber warna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah . Rasa kedua jenis sate ini juga berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate di atas.


Betapa,
Waktu saya kecil, ayah bekerja di sebuah Rumah Makan Padang yang sekaligus dijadikan Hotel (catat: Iyah, RM yang ada Hotelnya bukan Hotel yang ada RM-nya). Kebetulan sekali, walau masih berada pada kota yang sama tapi jarak tempat kerja ayah dan kediaman kami dulu sangat jauh. Jadi, ayah menginap di sana dan hanya pulang satu hingga dua minggu sekali. Itulah masa perkenalan saya dengan sate Padang, setiap pulang ayah pasti bawa itu. Disanalah saya mulai meyakini bahwa Sate Padang adalah makanan syurga karena dibawakan oleh orang tercinta.

Setelah beranjak besar saya jarang lagi makan sate Padang kecuali hanya jika saya naik kelas. Sekedar perayaan kecil.

Kemudian sewaktu merantau untuk kuliah dan mesti mengalami Lebaran di Kota orang tanpa Orang Tua, saya sangat rindu rumah. Dan, sate Padang yang ada di Rumah Makan Sederhana ( yang tidak sesederhana namanya ) di sekitar Jalan Lodaya Bandung-lah pengobat kangen saya.

Moment makan sate Padang lagi waktu kuliah tingkat 2, bersama Agi di pinggir jalan Geger Kalong Girang, seberang DT. Itu tentu saja istimewa, karena kami makan-makanan syurga dengan membumi, ngemper duduk di trotoar.

Moment terbaru makan sate Padang (terbaru?? Dua tahun lalu, hah) bareng Teh Yuval dan Aa Manan, habis dari BEC, tapi makannya di Setiabudhi karena udah hampir sampai kostan baru inget laper. Di sana juga saya baru tau kalau Aa Manan BELUM PERNAH MAKAN SATE PADANG sebelumnya,

"Aa jadi kangen sella, kalau lagi makan sate Padang. Jadi suka banget sekarang (suka ke sate Padang maksudnya, bukan ke sella)."
Begitulah isi messenger Aa Manan suatu hari, saya hanya ketawa.

Ah, sate Padang, kapan lagi kita bisa menyatu dalam perasaan yang nyata? Kapan lagi kamu bisa tunjukkan ke saya bahwa di Bumi memang ada syurga, walau kecil.



Bandar Lampung,




1 Juni 2015

Kangen kamu :)

Warung masih senggang, jam di dinding baru menunjukkan pukul 11. Siang dan panas. Belum banyak orang yang makan, mungkin merasa tanggung untuk berbuka tengah hari.
Tak lama setelah saya mengakel nasi, datanglah serombongan Mas-Mas berseragam tujuh orang, dan dua orang lagi memakai pakaian bebas. Saya sempat terperangah sambil memegang centong nasi tapi sebentar saja, sesudahnya saya mencoba membiasakan diri. Senyum ramah manis non-manja pun tersungging di muka.

"Mba, kasih makan yang enak-enak yah, minta apa aja kasih."

Salah seorang dari dua yang tidak berseragam memberi arahan pada saya. Saya degdegan.

"Lo orang gapapa yah ada yang pake tangan kiri, kuncinya gak cocok."

Ujar seorang yang lain, yang tidak berseragam.
Sebenarnya Warung Nasi saya bersistem prasmanan namun melihat situasi dan kondisi tampak tak memungkinkan, maka saya mesti menghidangkan.
Mereka ber-enam (yang satu lagi puasa, jadi minta di bungkus) makan dengan lahap walau ada tampang malu-malu. Namun ada sirat bahagia yang sederhana. Sungguh itu pertama kalinya untuk saya. Mereka merasa sangat dihargai sebagai manusia.

"Mau ngopi-ngopi dulu gak? Atau ngerokok? Lo orang anggep aja kita lagi nyore, santai aja."

Kali ini Bapak tidak berseragam yang bicara, orang yang sama dengan yang menyuruh saya melayani.

"Gak Bang, makasih."

Salah seorang dari bertujuh angkat bicara.
Mereka berbincang santai, saya juga jadi santai. Tidak tegang.

"Lo kayaknya orang lama yah?"

"Iyah Bang, udah enam kali."

"Buset Lo, enak sih yah."

"Hahaha,"

Sekilas obrolan yang tidak sengaja saya dengar sambil mengelap piring.
Usai makan dan membayar, mereka pamit. Bapak yang tidak berseragam keduanya mengucap terimakasih. Sementara yang tujuh lain masih malu dan canggung, ada juga yang sibuk dengan pergelangan tangannya, ada juga yang berjalan dengan kesusahan. Berjinjit.
Akhirnya saya yang berinisiatif bilang,

"Terimakasih kembali,"

Sambil senyum pada semua.
Mereka beriring keluar pintu menuju mobil pribadi milik salah seorang yang tidak berseragam. Saya tahu karena yang tidak berseragam itu langganan ayah, Pak Asep namanya.
Mata saya tak lepas dari punggung ke-tujuh Mas-Mas berseragam, bukan saya naksir. Saya masih terperangah...

Tahanan Polresta Teluk Betung Selatan

Tulisannya seperti melambai-lambai dari punggung mereka.

***

"Kira-kira kasus apa tuh Mba?" Salah seorang pelanggan saya yang lain bertanya,
"Kurang tau, Mas." Saya menutup obrolan lalu menyibukkan diri membungkus nasi.

***

Jangan, jangan pernah nanya ke orang tentang musibah "kasus" yang kebetulan sedang melanda mereka kecuali kalau memng mereka yang mau cerita sendiri. Kita, terutama saya, punya kesempatan kemungkinan yang sama besar suatu waktu bisa berada di posisi itu. Kebetulan saja sekarang sedang giliran mereka. Belum kita.
Mencibir orang tidak lantas membuat kita lebih terpuji. Merendahkan orang tidak lantas membuat kita lebih tinggi.

***

Ditengah hiruk-pikuk bumi, masih terselip polisi-polisi yang baik hati tidak semena-mena. Masih ada.

***

Pernah liat narapidana ditraktir polisi? :)
Bandar Lampung,

1 Juli 2015
Masih tersepona eh terpesona,
Namanya Dimas Bayu Catur Selvana, anggota ke-empat dari Genk Selvana Sibling. Lahir pada Sabtu Kliwon di Desember 2008, tanggal 13. Konon, Dia lahir pada Raja-nya hari, menurut orang Jawa sih. Dan memang, hingga kini Dek Bayu yang terpaut 15 tahun dengan saya itu selalu menjadi Raja di rumah, secara simbolis.

Bayu selalu memiliki cara ampuh membuat kami ketawa ngakak, berfikir keras atau hanya sekedar geleng kepala. Saya gak tau yah anak lain bagaimana, tapi saya tetap yakin kalau Bayu adalah yang paling istimewa walau dia belum pernah rangking satu di Sekolah lah mengeja t-o-m-a-t aja dibacanya matto.

Tapi, Bayu cukup getol dalam menghafal doa sehari-hari serta Juz Amma. Pada awalnya dia bilang,

"Bayu cuma mau ngapal doa makan, sudah makan, masuk wc sama keluar wc."

Tapi alhamdulillah, beberapa doa lain kini sudah dikuasainya.
Soal puasa juga,

"Yah, Bayu puasa senin sampe jum'at aja entar sabtu minggu libur,"

Itu gara-gara jadwal Dia ke Madrasah cuma senin-jum'at, kan kalau tidak Ngaji berarti tidak ditanya Abi Mukmin "Bayu puasa, gak?".

Kemarin sebelum jalan-jalan ke Taman Dipangga untuk kemudian ke Madrasah, kami mampir ke BSM. Berhubung BSM adalah Bank berbasis syariah maka wajar kiranya tayangan televisi yang disetel juga beraroma keislaman, saya lupa channel apa, yang jelas dari Arab dan sedang menampilkan suasana Masjidil Haram.

"Ni, itu dimana?".

Bayu tiba-tiba menoel saya yang sedang isi blanko setoran tunai.

"Di rumah Allah," jawab saya.

"Berarti Allah adanya di sana doang?"

Saya langsung meletakkan pena dan mengajak Bayu duduk, rasanya perlu memberi penjelasan agar Dia tidak salah tangkap, sesuai usianya. Ini cukup sulit, menuntut insting keibuan tingkat mahir dalam mengayomi.

"Bayu rumahnya dimana?" Tanya saya.

"Di Pasifik," tungkasnya.

"Terus kok ada di sini?"

"Yah kan bisa ada dimana-mana, kalau mau."

"Allah juga gitu." Tutup saya sambil membelai kepalanya yang punya uyeng-uyeng dua.

***

Setibanya di Taman, Bayu minta di foto-foto, gaya banget. Haha.
Tak terasa, Adzhan Ashar berkumandang. Dan hal mengejutkan terjadi,
Bayu Shalat di Taman!
Saya tanya kenapa shalat di Taman,

"Kan Allah itu ada dimana-mana yah Ni, jadi di Taman juga ada, jadi Bayu shalat sini aja gapapa," Bayu menjawab lugu.

"Taunya Allah ada di Taman?"

"Tamankan indah, pasti Allah mau ke sini..."

Saya cuma bisa senyum-senyum, Dek Bayu, kamu memang lucu.

"Ni," mendadak Dia berujar lagi.

"Apa?"

"Uni kamarnya diberesin yah, biar rapih dan indah, biar Allah mau main ke sana." Tutupnya lalu beralih pada mainan puzzle yang kami beli seharga dua rebuan di Taman.

Kemudian saya jadi menyadari bahwa:

"Hati ini juga mesti diberesin, dibuat indah dan bersih! biar Allah senang berada di sini."

Bayu, Uni padamulah, hahaha.


Bandar Lampung,
1 Juli 2015


Lagi usaha bangunin Bayu sahur, kan ini Rabu, mesti puasa, belum libur.

Nb: koleksi photos dek bayu.


Bagaimana bisa aku ada
Tanpa keramahan rangkulmu
Di balik siluet pohon, kapal dan kayu
Kamu tahu, aku tempe
Eh... bukan
Kamu tau?
Aku rela jadi gelap
Asal itu artinya, jadi bayangmu
Selalu bersamamu!


Bandar Lampung,
1 Juli 2015


Sangat ingin makan tempe.
MASIH tantangan.
Sumber foto: Koleksi Kawan.
Hangat,
Membalut hijau dengan kuning
Meninggalkan bulir bening
Jauh,
Terasa dekat
Kamu terus memikat
Aku menikmati hasil cintamu
Dalam segelas porselen putih
Rengkuh aku...
Segera!


Bandar Lampung,
1 Juli 2015


mau sahur, lagi minum teh.
masih tantangan, kamu baik-baik yah.

Sumber Foto: Koleksi Kawan.

Tuesday, 30 June 2015

Ketuk langkah kaki
Diiringi hati membumi
Payah susah tangan terentang
Keluh, keringat membeku jadi mantang
Pindah dari sisi ke sisi
Menuju apa-apa yang dinanti
Minat serupa jalur bentang
Luas, terbuka menantang
Ini, bukan soal tujuan
Ini, masalah perjalanan
Kemampuan bertahan
Sanggup?


Bandar Lampung,
30 Juni 2015


Masih tantangan, perjalanan menuju kiefcih untuk berbuka. Eh,What? Maaf atuh fastfood terus :( :)
Sumber foto: Koleksi pribadi
Dapat diucap melalui berbagai mahzab
Kau pinta secara megap-megap
Langkahmu berat, tanpa derap
Perkara kau,
Apa aku perlu bilang-bilang?
Jika aku mendoakan
Perkara aku,
Biar aku lakukan diam-diam
Mendoakanmu, lewat berbagai mahzab
Biar lembayung jadi payung
Sunyi menutup bunyi
Tentang doa yang diucap tersembunyi


Bandar Lampung,

30 Juni 2015
Masih terus memenuhi tantangan,
Sumber foto: instagram pribadi.

Monday, 29 June 2015

Langit runtuh berkeping
Malam luruh pekat
Ombak menggulung
Bulan beranjak jadi bulat
Sebelumnya,
Gelak tawa berhamburan
Diridoi atau tidak,
Oleh Tuhan
Itu urusan belakang
Bukankah ada hidup setelah mati?
Hanya jika kau yakini
Bandar Lampung,
29 Juni 2015
Masih dalam rangka memenuhi tantangan Lomba Matahari.
Sumber foto: photoloverrr.blogspot.in/2011/08/bagaimana-cara-mengambil-foto-di-malam
"Seburuk apa pun masa lalumu, masa depanmu masih suci." -Teh Pepew -
Pagi sehabis subuh tadi tidak seperti biasanya, speaker Masjid berkumandang lagi. Ada pemberitahuan.
Yah, bendera kuning kembali berkibar di depan gapura setelah sekian lama tidak. Salah satu warga di Kampung kami ada yang berpulang, pulang yang hakiki dan kekal.

Ini juga pertama kalinya saya melayat mewakili keluarga, biasanya Ibu.Tapi Ibu cuma nunggu di tempat tetangga lain karena konon orang yang sedang mengandung pantang pergi ngelayat, kata orang Jawa sih.
Jika membahas tentang kematian, tentu sudah lumrah karena sehari-hari pasti ada saja yang meninggal. Hakikatnya semua makhluk yang hidup akan mati.

Tapi, ada kisah menggugah di balik peristiwa hitam yang ini, semoga menjadi ibrah...

Nama panggilan akrabnya sebut saja OmG, mungkin usianya sekitar 30 sekian dan masih bujang. Semasa hidup, sama seperti kamu dan saya, OmG juga suka bertindak tidak sesuai kemauan Allah, detailnya tidak perlu dibahas.

Pada Ramadhan ini, OmG berlaku di luar kebiasaan, Beliau mulai rajin puasa dan shalat, tarawih terutama. Kebiasaannya begadang dan asal ngambil makanan di warung saya juga sudah hilang, saya cuma bisa ucap Alhamdulillah.

Kemarin pagi anak-anak dari Kampung Skip Rahayu dan Kampung Sri Asih terlibat tawuran dipinggir jalan Raya Yos Sudarso, penyebabnya saling ejek dan lempar petasan ba'da subuh. OmG yang kebetulan ada di sana bermaksud melerai, sambil ngebantu seorang nenek menyebrang jalan. Sehabis nyebrangin nenek, OmG kembali untuk melerai, nah anak-anak itu ada di sisi sebrang jalan. Nyatanya, OmG tidak pernah sampai ke sebrang jalan, karena di tengah jalan sebuah mobil pribadi menghantam tubuhnya.

Pasca kecelakaan OmG masih bernyawa lekas dilarikan ke Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung, hidung dan telinganya terus mengeluarkan darah. Disinyalir kepalanya cedera.

Tadi dini hari sekitar jam 1, jenazah Beliau dibawa pulang, tidak selamat.
Innalillahiwainnalillahiaji'un.

***

Guys, Allah itu baik banget, kalau kita nurut. Samalah kayak Dosen kamu yang kayaknya killer tapi pas udah di-pdkt-in eh ternyata murah hati sekali.
OmG ini, memang semasa hidupnya banyak yang merasa "disusahin" tapi akhir hidupnya Allah mengambil dalam keadaan sedang berbuat baik, walau kebiasaan Beliau tadi-tadinya kurang baik. Tuh, Allah baik banget kan??????

"Dia mah udah jelas meninggalnya, lah kita? Bisa saja malah dalam keadaan hina atau dihinakan, walau sehari-hari kayaknya nurut ke Allah."
Ibu memberikan komentar pada seseorang yang bertanya kenapa OmG meninggal, sambil senyum Ibu berlalu pulang, ke rumah sementara.
"Eh si itu mati ketabrak mobil abis mabok yah?"
Begitulah orang-orang bertanya sambil nyinyir, padahal mah kita belum tahu tuh bakal ditutup bukunya pas amalan baik atau buruk.
Wallahu'alam.


Bandar Lampung,
29 Juni 2015




Sella lagi berproses biar istiqamah. Doain yah. Kamu juga. Aamiin.
Sumber foto: Inspiration book
Dia menggerutu pada tanah,
Pada air dan pada debu
Dicabik-cabiknya daun yang belum kering,
Dipaksa bergugur jadi humus
Kalla saufa ta'lamuun,
Perilakunya sia-sia
Apa-apa yang dulu dibuat,
Apa-apa yang dulu dilaku,
Gugur berdebu jadi humus
Kalla saufa ta'lamuun,
Emas yang dikalungkan,
Hingga dirham yang disimpan
Mendadak jadi ular
Menggantung melilit keangkuhan
Bandar Lampung,
29 Juni 2015
Dalam upaya memenuhi tantangan lomba Matahari.
Sumber foto: www.bisnisemas1.com

Sunday, 28 June 2015

"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." -Pribahasa tenar Indonesia-
Pertama-tama, kamu tentu perlu tau dulu apa itu...Nila?
Nila adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak 1-2 meter, biasanya digunakan sebagai pewarna nila (indigo) karena mengandung indikan, umumny berfungsi untuk mewarnai tekstil. (KBBI)
Dan kamu tau apa itu Susu?
Minuman yang tidak lagi dikonsumsi bayi ternak sejak umur 6 bulan, namun tetap dikonsumsi oleh manusia yang bahkan usianya lebih dari 60 tahun. Termasuk, Kamu. :p
Susu ini terlalu banyak variantnya, biar yang ahli saja yang menjelaskan, misalnya kamu ke Wikipedia.
Salah satu sifat susu adalah penetralisir (walau masih diperdebatkan) tapi moyang kita secara turun temurun telah membuktikan.
Jadi, apa iyah hanya karena "nila" setitik maka "susu" sebelanga akan rusak? TIDAK!
Perbandingannya jelas, susunya jauh lebih banyak. Susu masih berasa Susu!
Begitu pun, HATI.
Kamu, kalau mendapati seseorang yang begitu baiknya, terpercaya dan perhatian, susu banget pokoknya. Suatu ketika Ia melakukan ke-nila-an, setitik. Atau boleh jadi kesalahannya seember, sebaskom atau segentong? Please, masih banyak "susu" yang dijajakan di pasaran. Kamu tinggal tambahkan pada "susu" sebelanga yang kena "nila" setitik itu.
SIMPLE !
Kalau ada orang yang dimatamu berbuat salah/khilaf, kamu tinggal lihat dan ingat kebaikannya yang banyak itu. Kamu harus ingat "susu" nya. Kalau kurang? Beli lagi "susu"nya.
***
Saya penasaran, siapa yang membuat pribahasa seperti itu. Kenapa gak kepikiran yah buat saya untuk protes sejak saat itu juga, di Sekolah Dasar. Sudah mengakar, menjadi semacam doktrin pemahaman massal pula bagi bangsa Indonesia.
Bung, Ini serius, gak akan rusak susu sebelanga hanya karena nila setitik.
Bandar Lampung,
27 Juni 2015
Sambil mencoba kirim surel pada seseorang yang menganggap susu-nya saya sudah sangat hina terkontaminasi karena nila, setitik.
Sumber foto: m.indonesian.alibaba.com/p-detail/Guangzhou-stainless-steel-measuring-cup-set-60151251806

Saturday, 27 June 2015

Memang benar, perempuan lajang yang pergi ke restoran sendirian tanpa sanak saudara handai taulan itu pasti ujung-ujungnya sedih, galau.

Ini benar-benar terjadi, saya alami, akhirnya. Dikarenakan ke-tidak-mampuan saya move on dari Kolonel Yakiniku maka Kiefcih selalu menjadi pilihan tempat duduk asyik kalau sambil nunggu si Bayu pulang dari Madrasah yah karena di sana ada wifi juga.

Tapi, galau dan sedihnya saya bukan karena kesendirian, melainkan  karena tayangan video klip Andien (salah satu penyanyi yang gue suka juga) nyanyiin Sountrak salah satu film yang auranya vintage, eduuuun bikin saya mangap dan mau mewek. Mellow.

Liriknya yah....

SIAPA

Wahai diriku bisakah membedakan makna cinta
Gelanggang hati kian bergetar galau memikirkan
Bukannya aku membanding-bandingkan antara semua
Cinta yang pernah jadi bagian dalam hidupku
Pada dia dia dan dia, sama saja tak membantu
Aku tetap resah, kutetap tak tenang
Seandainya aku balikan lagi pada yang lama
Apa nanti tak membuat bumi hancur membubuh
Ada dia dia dan dia, sama saja tak membantu
Akutetap resah dan kutetap tak tenang
Biar cinta biar waktu biarlah berjalan
Jangan mendesakku memilih cinta yang mana belum teruji
Andai angin bisa paham kumasih berharap
Pada cinta lama yang dulu walau semua menentangku
Bila ku senang, bila ku hancur, aku yang rasakan
Jadi sekarang biarkan saja sesuka hatiku
Jangan mencampuri urusanku biar hatiku yang terlibat
Siapa cinta terakhirku, siapa…
Biar cinta biar waktu biarlah berjalan
Jangan mendesakku memilih cinta yang mana belum teruji
Andai angin bisa paham kumasih berharap
Pada cinta lama yang dulu walau semua menentangku
Bila ku senang, bila ku hancur, aku yang rasakan
Jadi sekarang biarkan saja sesuka hatiku
Jangan mencampuri urusanku biar hatiku yang terlibat
Siapa cinta terakhirku, siapa…

Sumber: www.poslirik.com/lyric/lirik-lagu-andien-siapa-ost-doea-tanda-cinta

Link videonya yah....

ANDIEN - SIAPA (Ost. Doea Tanda Cinta): https://youtu.be/7SqTd_jfzvo

***

Mendadak ngena bahwa;

CINTA ini BELUM TERUJI, yah...ini mari kita jalani saja, Sella belum bisa ambil keputusan pada siapa, siapa dan siapa. Semoga Allah mempertemukan kita dalam Madrasah Berkah. Rumah Tangga.

Bandar Lampung,
28 Juni 2015
Masih di Kiefcih.

"Aku lagi galau pengen bisnis ini kepentok modal juga sekarang." - Syamsul Rizal -
Hayooooo siapa yang punya rencana berbisnis juga?
Sumber Foto:
-open your own business (google).

Walau masih kuliah, bisnis juga boleh banget kamu coba eeeeeits tapi semua ada ilmu dan caranya. Jangan asal terjun tanpa parasut.

Buat adek-adek yang baru masuk kuliah eh yang sekolah menengah juga boleh nyoba yang penting udah punya KTP, ini adalah salah satu jurus rencana finansial sederhana dari seseorang yang sudah pernah merasakan morat-maritnya keuangan serta ngalamin minus jutaan waktu kuliah. Saya.

MODAL secara materil memang sering menjadi kendala utama dari setiap kita, anak muda yang secara kebetulan tidak lahir dari rahim Bunda Iriana, tidak tercantum dalam daftar ahli waris Bapak Bakrie serta tidak juga seberuntung Putri Tanjung yang koneksi Babe-nya menjamur disana-sini.

Dan, memang ada beberapa event Bussiness Plan yang bisa kamu-kamu ikuti seperti Program Kreatifitas Mahasiswa, Wirausaha Mandiri atau Program dari Kementrian UKM, dll. Tapi, tidak semua orang punya kesempatan untuk mendapatkan itu, disamping dana yang dikucurkan itu terbatas nah kamu juga pasti ada deh yang "agak males" repot.Yah kan??? Haha

Ok, ini muqadimmahnya kepanjangan loh Un. Mari disimak...

Untuk menyusun rencana finansial sederhana mudah ini kamu hanya perlu menyisihkan Rp.5.000,- pada 1 tahun pertama dan Rp.7.000,- pada 2 tahun berikutnya.

1. MEMBUKA REKENING TABUNGAN
Saya hanya akan mensimulasikan tentang apa yang sudah saya lakukan yah, biar gak dosa. Untuk itu, kamu bisa coba buka rekening di Bank Syariah Mandiri, seperti saya.
Duh berapa tuh setoran awalnya?
Tenang, cukup dengan Rp.30.000,- kamu sudah bisa membuka rekening Tabungan Simpatik itu juga sudah dapat Kartu ATM loh. Tabungan ini berakad Wadiah/Bagi Hasil, biaya administrasi bulanannya hanya sekitar Rp.2.000,-/bulan. Terjangkau sekali!


-rupiah, tabungan berencana, tabungan simpatik dan atm bsm (pribadi).
2. MEMBUKA REKENING TABUNGAN BERENCANA
Setelah kamu memiliki rekening Tabungan Simpatik, kamu bisa pergi ke Customer Service untuk membuka rekening Tabungan Berencana.
Ini apaan lagi yah?
Nah, Tabungan Berencana adalah sistem menabung berjangka waktu tertentu dengan target dana tertentu pula. Misal yang saya lakukan yah, mengambil rencana menabung 1 tahun dengan target Rp.1.800.000,- jadi sebulannya kamu perlu menabung Rp.155.000,- ke rekening tabungan simpatik nanti yang Rp.150.000,- nya itu di auto debetke tabungan berencana. 

3. Membuka Tabungan iB Emas
Setelah 1 tahun, tabungan berencana milikmu sudah boleh diambil, tapi plis jangan langsung dipake buat beli gadget apalagi dipake buat beli jajanan cilok, jangan!
Kamu bisa melakukan iB (Investasi Berjangka) dengan Emas Antam/batangan. Kenapa ke Emas???? Karena emas mah insha Allah tidak akan mengalami inflasi seperti uang tunai, lagi pula kalau mau dipakai langsung buat modal usaha asa nanggung gitu dan kamu juga mungkin belum siap mental. Mungkin.
Dengan modal Rp.1.010.000,- sebagai Down Payment Emas 10gr dan mengambil jangka cicilan 2 tahun dengan setoran Rp.195.886,06,-/ bulan. Sisanya terserah kamu mau dipake buat apa, tapi lebih elok lagi dipake buat nraktir anak yatim, jangan gebetan terus yang ditraktir.

4. MODAL!!!
Tuh, sekarang setelah santai-santai 3 tahun -tanpa perlu keteteran antara kuliah dan bisnis, tetep bisa jajan cilok walau jatahnya dikurangi- kamu sudah punya modal 10gr Emas murni. Modal ini bisa kamu pakai sebagai modal usaha atau modal ngelamar *eh*. Karena sudah memasuki tahun ke-empat berkecimpung di dunia "transformasi" pasti deh kamu lebih mapan dalam bersikap, apalagi jika selama 3 tahun kamu nabung modal materil kamu juga nabung modal ilmu dengan ikut UKM Kewirusahaan di Kampus.
And the End, Usaha apa yah kira-kira yang bisa dijalankan secara asyik dengan modal segitu????
Ini next article yah, Mau subuh sekarang! Bye
Semoga bermanfaat, aamiin.

Bandar lampung,



27 juni 2015
Sambil WA-an sama Ical vyang nyuruh Sella istiqomah buat jajan eh buat diet.

Wednesday, 24 June 2015

"Pada akhirnya semua yang pacaran akan putus, entah karena berpisah atau karena menikah." -Pidi Baiq-
***

Saya tidak sengaja mendengar percakapan anak pemilik kios sabun colet di Pastrad via telpon dengan seseorang yang disapa "Ayah" oleh-nya.

"Ayah baru bangun?"
 
"Sahur gak tadi?"

"Hihih, sama"

Itu monolog yah karena saya kan gak denger tuh orang yang di sebrang bilang apa.
Awalnya saya memang mengira dia berbincang sama Bapaknya. Jangan suudzhon kan lagi puasa. Eh tak dinyalah, Saya liat Bapaknya di pojokan lagi ngitung duit. Lah yang barusan ditelpon siapa dong? Apa saya yang salah liat? Horor.

***

Terlepas dari siapa yang ditelpon si Adek imut umur 9 tahunan itu, mari kita bahas tentang pacar. Itung-itung warisan dari yang tua seperti saya ini kepada yang muda.

Dik, pacar adalah mantan yang tertunda. Suatu saat kalau bukan kamu yang ninggalin yah dia yang ninggalin. Kalau pun umpama umurmu sampai ke jenjang pernikahan, berarti kalian putus juga, sebagai pacar.
Sesungguhnya, pacaran bukan cuma ada "yang-yangan" di sana juga ada "kam**ng-kam**angan" (anak gaul lampung pasti tau :p). Iyah kalau kamu belum bisa cari duit bakal beli tissue buat ngelap tangis yah gak usah lah pacar-pacaran. Apalagi belum bisa beli pulsa sendiri kalau-kalau pacarmu ngambek dan butuh di telpon.

Lah wong kami aja yang sudah besar dan punya banyak hal untuk ditonjolkan sebagai pemikat kaum adam (misal: kepintaran, kecantikan, keramah-tamahan dll, jangan ngeres, puasa loh inget) masih sangat mungkin ditinggalkan kalau sudah dibosenin, apalagi kamu.

Kami aja yang sudah hidup puluhan tahun masih bisa dengan mudahnya mewek tengah malem kalau galau, susah nahan kangen, ada juga yang frustasi sampai bunuh diri, apalagi kamu.
Memang sih nyore bareng si doi di Taman Dipangga itu asyik sekali. Eh tapi kalau pun tidak ada dia, di sana tetep rame. Ada gajah, badak dan bunga-bungaan yang menemanimu, Dik.

Dik, hidup itu buanyaaaaaaak sekali yang mesti diberesin. Bukan cuma persoalan hati yang perlu kita urusin. Kalau kamu pipis aja belum lurus, belum ngerti apa itu kalkulus, sekolah aja masih jauh dari kata lulus, belum mampu nyari fulus dah itu mah artinya kamu belum siap buat "yang-yangan" apalagi sangat rentan dengan kata putus. Tenang, masih banyak orang yang cintai kamu dengan tulus kok. Kayak Ayah, Ibu dan Saya tentunya.

Mendingan jomblo dulu aja buat yang cowok sambil nunggu umur dan ngumpulin tabungan kayak Kak Budi yang sering banget curhat ke Uni Sella, dia sangka Uni Sella adalah Mamah Dede.
Terus yang cewek? Ih jomblo ajalah dulu,kan cowoknya lagi nabung, gimana sih -_____-
Dik, pokoknya inget yah. Pacar adalah mantan yang tertunda.

Taman Dipangga Bandar Lampung
***

"Dek, Bapak gak ke Pasar?"

"Itu Un, lagi di belakang. Kenapa Un?"

"Lah kirain tadi nelpon Bapaknya,"

"Itu pacar aku Un, hihih."

Dia nyengir kuda, sumpah saya jadi pengen makan rumput tapi sayang, lagi puasa. Sabar.

Bandar Lampung,



26 Juni 2015
Lagi liat-liat sabun colet di dapur buat nyuci piring habis sahur karena sunlight-nya habis.
"Oh ternyata antara Bedu dan Wendy tuh kayaan Wendy loh." Ibu mengomentari sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi nasional.
Saya yang sedang asyik melipat pakaian yang sudah kering habis dijemur cuma bisa diam. Karena sedari tadi memang kurang memperhatikan. Maka, malam minggu itu -yah saya cuma malam mingguan di rumah, maklum, lajang- saya habiskan malam untuk menelaah maksud, tujuan serta pesan moral dari acara yang dikomentari Ibu, kalau-kalau ada satu dua hikmah.
***
The Blusukan
Blusuk/blesek dalam bahasa Jawa artinya masuk. Jadi yang pertama kali saya tangkap dari judul acara bertajuk variety comedy reality ini adalah acara yang menayangkan tentang masuk-masukan, entah masuk rumah orang atau bahkan mungkin turut masuk dalam rumah tangga orang. Mungkin.
Sebenarnya saya sangat jarang menonton televisi, maklum kalau saya jadi kurang kekinian begini. The Blusukan ini juga "terpaksa" saya tonton demi memiliki quality time bersama Ibu, sekali lagi, maklum gak ada yang ngajakin mingguan. Duh.
Awal mulanya konsep acara ini adalah blusukan ke jalan-jalan serta tempat keramaian untuk berbagi rejeki. Saya ketahui kemudian dari narasumber terpercaya dan ter-uptodate dalam dunia pertelevisian, Ibu. Seperti gaya berpolitik Bapak nomer satu di Indonesia. Tapi lama-kelamaan kok jadi berubah haluan. Jadinya penuh dengan acara canda tawa mengaduk-aduk privasi orang yang notabene memang dari kalangan selebritis, rumah. Tidak salah-salah, acara yang ternyata kontennya sangat melatih kesabaran si empunya rumah tersebut tayang dalam durasi 120 menit pada prime time.
Coba deh kamu mungkin yang belum sempet nonton episode awal terus bandingin sama yang sekarang-sekarang ini. Liat di Youtube, biar gaul.
Tapi sepertinya selama Ramadhan acara ini tidak tayang untuk sementara karena ada beberapa acara khusus Ramadhan. Biasalah kejar rating.
Malam minggu terang benderang waktu itu karena di rumah ada lampu yang menyala, kami menonton episode The Blusukan ke rumah Wendy dan Bedu -konon, keduanya tidak mengetahui akan diblusuki rumahnya- , dua orang sahabat yang sama-sama berprofesi sebagai komedian bahkan sempat berada pada satu grup lawak saat permulaan karier. Settingnya tukeran rumah, jadi si Wendy pulang kerumah Bedu begitu pun sebaliknya. Nah, ternyata tidak hanya sampai pada pertukaran rumah tapi juga ada adegan tukeran istri juga anak. Jadi Wendy serta Bedu mesti mengikuti permintaan tim kreatif untuk saling memanasi. Dikira sendal jepit kali bisa tuker pake.
Di saat syuting si Wendy dan Bedu mesti rela rumahnya diacak-acak bahkan sampai tempat tidur pribadi pun di injek-injek buat maen enjot-enjotan. Sedih pokoknya. Keadaan rumah Bedu yang jauh lebih minimalis furniturnya dibandingkan rumah Wendy juga menjadi sorotan. Emang salah kalau Bedu sukanya tidur tanpa dipan dan selonjoran di lantai? Bukan berarti Bedu kagak kebeli papan dan lemari pakaian, bisa jadi aslinya harta dia kebanyakan disedekahin, who knows?
Terus, apa coba maksudnya nih The Blusukan? Durasi dua jam cuma dipake buat ngegangguin malam minggu orang, hingga kini saya tidak bisa menjangkau nalar si Produser. Maklum, terlalu keblinger. Dan yang dimaksud dengan komedi tuh apa iyah yang membuat orang lain tertawa dengan menertawakan orang yang kepaksa ikut-ikutan ketawa padahal hati mah siapa yang tahu.
Jadi mbok yah kalau bikin acara yang memang dimaksudkan untuk melucu itu jangan yang sadis begitulah, merugikan orang lain. Walau kelihatannya ikhlas tapi sebagai manusia yang hatinya tidak malaikat tentu mereka menggerutu juga, dalam hal itu si mas Wendy dan mas Bedu. Sampai mesti "rela" istrinya dirangkul-rangkul orang. Mungkin sekarang belum ada tuh masalah tapi nantinyakan tidak ada yang tahu. Saya aja yang nontonnya gak tega, padahal bukan rumah saya yang diporak-porandakan.
Bukan cuma satu dua episode saja yah, hampir semua episode The Blusukan ini gak ada faedahnya terutama bagi saya pribadi. Memang siapa yang peduli kalau Wendy punya koleksi motor gede segarasi? Saya kan bukan petugas pajak. Heuh.
Pernah juga nonton yang episode Indra Herlambang dijodoh-jodohin sama tante Nia Daniati. Mas Indra dipaksa ikut dan didandanin macem penganten betawi diiringi tanjidor mengunjungi kediaman Tante Nia. Beliau inikan kaya raya, cantik dan terkenal entar juga ada lah yang menyambangi, gak perlu disodorin calon apalagi yang lebih muda banget. Please, mending bantu cariin jodoh buat saya aja, wahai Bang Denny Cagur.
***
"Mungkin Bedu uangnya habis dibagi-bagiin, Bu." Celetuk saya kepada Ibu yang kini menonton sambil nyemilin kacang kedelai biar gak bisa ketawa, katanya. Ngetawain orang terdzolimi kan dosa.
"Kok kita gak kebagian yah?"
Saya rasa kalimat terakhir ibu hanya gumaman beliau, jadi saya gak jawab. Lagi pula, saya masih fokus nungguin yang mau ngajak malam mingguan. Eh gak, bercanda.
B. Lampung,
Juni 2015

sumber gambar: google

*Sebuah bahasan serius hasil lintas pemikiran*

Berita ini masih hangat, Saya tahu pertama kali ketika salah seorang teman membagi berita tentang pencarian keluarga. Ini bukan pencarian keluarga orang hilang atau apa seperti biasanya, ini terkait tentang kabar yang merebak luas pada media massa.

"Seorang mahasiswi asal Lampung ditemukan tewas setelah kehabisan darah karena melahirkan sendirian di kamar kostnya, di Yogyakarta".

Begitu berita yang beredar, pertamanya teman Saya ini membagi berita yang isinya karena di bunuh, lalu teman-teman Beliau yang lain meluruskan cerita. Saya merasa greget dan terpanggil.

"Hapus postingan ini, Tiara, sekedar saran, khawatirnya niat kita mau bantu malah jadi seperti (maaf) mengumbar aib".

Begitu saya ketik dengan menggebu, pasalnya, semua orang yang berkomentar di sana mulai membuat spekulasi beragam. Sungguh, saya tidak punya dendam pribadi atau apa pada rekan-rekan yang berkomentar, hanya saja, saya merasa kasihan, bukan pada si mahasiswi yang meninggal itu -toh nasibnya sudah jelas,meninggal- tapi ini perkara keluarga yang ditinggalkan. Bapak yang melebur tubuh menjadi tetesan keringat darah untuk ditukar dengan beberapa lembar seratus atau limapuluh ribuan. Ibu yang tidak sungkan untuk bangun lebih dini demi mengemis pada Allah untuk kesejahteraan putrinya. Atau Kakak-Adiknya yang senantiasa membanggakan dia pada rekan sejawat.

Bagaimana coba perasaan mereka mendapati kabar sedemikian "coreng"??? Ditambah lagi, argumen-argumen miring yang kita sebar-sebar pada sosial media baik maya atau nyata (yang bisa jadi tidak mampu kita pertanggungjawabkan) dengan landasan klasik untuk diambil "Ibrah"-nya.

"Jangan dekati Zina".

Itu embel-embel yang kita sertakan ketika menyebar berita itu, tapi, tidak kah kita merasa sedang melakukan"dosa" lain saat mebaginya? semisal memakan daging bangkai saudara sendiri? cukup lah kita tahu toh yang lain juga -pastinya sudah- tahu atau paling tidak akan tahu karena berita sejenis ini -Bad News is Good News-adalah hidangan terlezat dari Media untuk Masa.

"Itu lah, orang tua mengirim anaknya untuk sekolah, bukan pacaran atau jalan-jalan lalu nampang di restoran sambil bergaya-gayaan." Bapak Benny bersabda.

Lagi-lagi, ini soal niat. Mungkin (mungkin yah) si SSA ini juga niat pacarannya dulu buat dia semangat dan merasa kerasaan di negeri orang dalam upaya menjalankan kewajiban sebagai anak, berbakti pada orang tua. Tapi ndilah kelabasan, mungkin (mungkin lagi loh yah) tidak ada teman yang "peduli" untuk menegurnya. Kita ini, Saya secara pribadi terutamanya, juga banyak sekali dosanya, mungkin kalau diakumulasi bisa mengalahkan rentetan dosa SAA. Hanya saja, Alhamdulillah begitu Allah masih mau menutup-nutupi aib,masih mau kasih kesempatan hidup untuk bertaubat. Dan memberikan anugerah akan lingkungan, kawan serta orang tua yang peduli serta tidak lekas menghakimi.

Bahkan saya mebuat tulsan ini pun banyak berspekulasi, sifat dasar manusia. Maaf atuh Mba...Mas.

Yah, coba baiknya kita doakan saja (terutama kamu, yang merasa doa-doanya tidak bersekat dari Allah) si SAA ini dan juga Bapak-Ibunya yang bisa saja karena tidak kuat akan cibiran orang-orang macam kita ini lantas putus asa bunuh diri, sudah banyak cerita begini. Sudah sudah lah kalau kata Bunda Rita, jangan ikut-ikutan. Doakan saja diam-diam. Doanya setulus kayak kalau kamu berdoa minta jodoh, bukan sekedar berdoa karena merasa "demi kemanusiaan" tapi berdoa layaknya "demi saudara".

Yaudah, sudah sudah lah, mau subuh.

Maaf ini tulisan loncat-loncat topiknya, namanya juga lintas pemikiran.

Bandar Lampung,
May 2 at 4:41am

sumber gambar: koleksi kawan

"Ih kamu mh emang kalau ada yang ngelamar tapi baru lulus kuliah udah punya rumah sama mobil? kalu belum mah ngapain gitu yah walaupun udah kerja juga yah tapi kan ah" - Teh E-

Aku membaca pesan instan itu dengan mendalam, menyelami setiap hurufnya, kemudian jadi sedih karena baru juga dibaca eh sudah datang kiriman...

"Aku gak bisa bilang apa-apa selain heum kamu mah masih anak kecil".

"Memang kalau punya itu kenapa teh" tanyaku lugu.

"Yah jelas lah hidup sejahtera dan bahagia" jawabnya tegas.

Sedihnya cuma sebentar, karena tiba-tiba Bumi ngasih aku link buat nonton video #GPSChannel terbaru. Pria Sejati. Judulnya dewasa banget tapi asli bikin bahagia.

Aku memahami karakter dirisendiri dengan cukup baik, tidak begitu perlu mobil dan rumah mewah untuk bahagia apalagi dalam berumah tangga tapi punya uang buat beli susu dan popok bayi juga penting sih. Om Mario bilang "salah satu hal tersulit di dunia adalah membahagiakan wanita" tapi kok rasanya aku bukan wanita yang sulit dibahagiakan yah. Oh mungin karena aku masih masuk kategori anak-anak, belum kunjung mewanita.
Percayalah, bahagia itu datang dari dalam diri sendiri walaupun kadang butuh stimulus seperti aku ini contohnya; pakde tukang klepon lewat depan rumah, bisa makan eskrim, dibeliin tiket nonton culturs day, diajak sarapan ketoprak, ditelpon waktu lagi sedih, diapusin air mata waktu nangis, di kasih link video gps atau comic, di kasih resensi buku bagus, diceritain tentang fenomena lunik, dinyanyiin lagu nasi goreng atau bahkan ada yang beli gorengan yang aku jual pun itu udah cukup bikin bahagia.

Aku memang masih anak kecil dan aku senang untuk beberapa hal yang memang masih dibutukan sift kekanak-kanakan, seperti ini, mudah bahagia.

Dan masih suka dikit-dikit curhat update di medsos atau berubah badmood, heum musti agak dikurangi klau yang ini.

PS:
ah, jadi kamu...kalau mau lamar aku yah gak terlalu perlu kok nunggu punya rumah dan mobil sekarang, nanti kita beli bareng dari hasil jualan martabak, oke.

Bandar Lampung,
April 13 at 3:12pm

sumber gambar: koleksi pribadi