Beberapa orang sependapat bahwa jodoh adalah orang yang ada di lingkungan kita, bisa jadi dia adalah orang terdekat kita. Atau sahabat? Mereka tentu saja setuju dengan beragam contoh seperti Rasulullah S.W.A. dan Siti Khadijah R.A. atau Fatimah dan Ali. Nabi Sulaiman A.S. dan Ratu Bilqis pun begitu, memang Negerinya berjauhan. Namun Beliau sama-sama seorang pemimpin dari Negerinya, kan? Beliau-beliau ini berada pada satu frekuensi lingkungan. Apakah itu sudah cukup meyakinkanmu?
Baiklah, jika memang jodoh adalah orang yang ada di lingkungan kita, bisa jadi dia adalah orang terdekat kita. Atau sahabat? Maksudku, Apakah dia adalah orang yang selalu tampak baik dihadapan kita? Atau musuhmu sekarang mungkin saja memiliki peluang untuk menjadi jodohmu. Fakta ini bisa jadi membuatmu takut, bisa juga penasaran. Kisah-kisah yang biasa muncul dalam drama-drama korea atau ftv-ftv lokal ternyata bisa saja benar terjadi di sekitar kita.
© 2012 Peri Tinkersell |
Adalah seorang gadis yang berada pada usia akhir fase psikologi perkembangan masa untuk berpasangan, memiliki impian besar tentang Negeri Mesir, bukan saja jatuh cinta pada ketenangan sungai Nill, bukan pula mendamba hiruk-pikuk Kairo dan juga bukan karena terprovokasi oleh kisah-kisah Habiburrahman EL Shirazy. Baginya, Mesir adalah tanah impian, tanah yang paling kondusif untuk mengembangkan kemampuan bahasa Arabnya. Negeri yang memiliki frekuensi yang sama dengan dirinya, kucing pada satu sisi dan singa pada sisi lain.
Pada bingkai kehidupan yang lain, seorang pria yang tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren, sedang menikmati masa-masa akhir pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo. Setelah bercerai dengan istri yang baru saja tiga bulan ia imami dan juga setelah ibunya wafat, rasanya tidak terlalulah perlu untuk kembali ke tanah kelahirannya. Jika seseorang berkata bahwa seorang Ibu dan seorang Istri adalah sayap kiri dan kanan bagi seorang pria, maka pria ini sudah tidak memiliki sayap. Sementara waktu bergulir mendekati Agustus, bulan kelulusannya, sementara itu juga ia makin risau. Bukanlah pilihan mudah antara menetap atau pulang jika dirimu burung yang tak bersayap.
Apakah mereka berjodoh? Entahlah, mereka bukan sepasang teman, kurang juga tepat disebut musuh. Tidak pernah satu sekolah atau kampus. Tapi, takdir membawa mereka pada satu jalan. Jalan yang bisa dilalui darimana saja. Entah melalui ibu dan saudari sang pria pada masa lampau, melalui media sosial dan pekerjaan pada masa kini atau melalui tangan Tuhan pada masa depan.