Belakangan ini, Ibu-Ibu se-Indonesia Raya lagi pada syebel. Gimana enggak, Menteri Pertanian soalnya mengajak Buibu untuk ngurangin gosip dan mendingan mengalokasikan waktu yang biasanya buat gosip menjadi waktu yang dipakai buat menanam cabai, melalui media nasional.


Lah, terus syebelnya dimana?

"Kalau ibu-ibu bisa kurangi ngegosip lima menit sehari dan digunakan menanam cabai lima pohon, maka tuntas sudah persoalan cabai. Lima pohon itu sudah bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga sampai beberapa bulan," ucap Mentan.

Ini yah, kita perlu banget ngegaris bawahi inti dari Pak Menteri ini biar gak gagal paham, dengan lima menit sehari yang diluangkan Buibu se-Indonesia Raya maka persoalan cabai bisa tuntaaaaaas???

Baiklah, yang jadi pertanyaan Saya:

Apakah Istri Pak Mentan menanam cabai juga di rumah?

Foto Sella Selvana Sembiga.
Hasil panen di pekarangan. Copyright © 2017 Peri Tinkersell

Kalau iya, mungkin ada banyak sekali pohon cabai --yang artinya banyak pula lahan yang digunakan untuk media tanam-- yang ada di pekarangan rumah Pak Mentan. Pasalnya, persoalan kebutuhan cabai di rumah Pak Mentan bisa teratasi. Karena sepengalaman Saya, dari pembibitan biji-biji hingga pohon cabai bisa berbunga untuk pertama kalinya itu membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Setelahnya, bisa kita panen seminggu hingga dua minggu sekali. Dan sebagai petani "amatiran alakadarnya" adalah hal yang sangat mungkin Buibu merawat tanaman cabai-cabaian ini dengan tidak optimal. Misal, tidak memberikan pupuk tambahan. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap hasil panen yang di dapat, bisa banyak bisa pula sedikit.

Seperti contoh, yang di atas ini adalah hasil panen cabai rawit di pekarangan kediaman Saya (sekalian juga ada tanaman rampai di sana). Yang di foto itu hasil panen atas dua buah pohon, yang satu, jenisnya cabai rawit putih, satu lagi cabai rawit burung. Untuk serkali panen yah sekali nyambel juga habis.

Jadi, bayangkan, Buibu Indonesia mesti punya lahan berapa luas perkepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan cabai dalam rumah tangga setiap harinya? Kan sudah jadi rahasia umumlah kalau cabai di Indonesia tuh sudah seperti makanan pokok. 

Kalau tahu harga cabe mahal yah gak usah beli, gampangkan? Hellow, kalau tau ngasih solusi buat Negeri itu susah yah gak usah ngejabat, gampangkan? 

Taruhlah dalam sehari kita menggunakan cabai satu pohon, berarti paling tidaknya kita mesti punya tujuh pohon cabai (Pak, Bapak kurang dua pohon, Pak.) di pekarangan jika cabai kita bisa panen setiap minggu perpohonnya. Itu baru cabai rawit, belum cabai merah juga cabai gendot. Alamak, belum lagi waktu yang digunakan untuk mengurusnya. Plis deh, tanaman juga bagai anak. Tau kan iklan kecap yang ada bahasan tentang pohon kedelainya di kebun? Iya, tanaman itu bukan cuma bijinya kamu taruh di tanah, kamu siram terus tinggal nunggu besar dan berbunga kemudian berbuah. ENGGAK

Tanaman juga punya resiko terkena penyakit, hama dan gangguan hewan-hewan. Jangan lupa juga, tangan-tangan jahil manusia. Dan itu sungguh, butuh waktu lebih dari LIMA MENIT buat mengurusnya. 

Oh yah, semoga istrinya Pak Menhan memang udah menanam cabai juga yah di pekarangan kediaman Beliau.

Ayo Bu, tanem deh tanem. Kita tunjukkan bahwa Ibu-Ibu Indonesia bukan cuma bisa ngegosip. Kita juga bisa FB-an, instagramable-an, twitter-an, ngeblog dan nanem cabe. Ah.


B. Lampung, 18 Januari 2017


Maih sibuk nanggulangin daun cabe yang meringkel