source: bisnisukm.com |
Minuman,
satu nama yang selalu kita ingat selain nama mantan atau paling tidak (mantan)
gebetan lah. Siapapun, tanpa terpaku pada jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, profesi atau bahkan status kejombloan kedudukan kita di
masyarakat pastilah butuh minum. Bahkan,
kini minuman tidak hanya bisa diminum di tempat. You know what I mean lah yah,
dia sudah portable, perlu dibawa kemana-mana kayak kenangan. Kebutuhan umum
banget untuk dikonsumsi kapanpun kita perlu apalagi ketika sedang tidak berada di
rumah. Gak ada galon yang setiap saat bisa dipencet saat kita butuh, kalau
memang dia lagi gak kosong. Ya kali kalau pergi mau bawa-bawa galon. Kalau
bawa-bawa calon sih kagak apa-apa. *eh*.
Maka
dari itu terciptalah minuman kemasan. Minuman kemasan juga sudah tidak asing berjejer
pada etales toko ataupun swalayan. Karena sebagian besar dari unsur pembentuk
manusia itu yah air, udah itu doang sih intinya. Sebab itu wajar kiranya kita
butuh air untuk bertahan hidup dan butuh pasangan untuk menikmati hidup
*apasih*. Tapi, pernah gak kepikiran
sama kamu kalau ternyata minuman juga memiliki trend dalam pengemasannya loh.
Iya, bukan Cuma cewek doang yang punya fashion trend gitu, tapi kemasan juga.
Bahkan Technavio –sebuah lembaga riset tekhnologi independen dunia- melakukan
riset dan menganalisis jenis bahan kemasan minuman yang bakal makin ngetrend di
tahun 2020. Kira-kira apa aja yah…
1.PLASTIK
Selain
praktis dan ringan, bahan plastik itu murah banget modal produksinya. Maka
wajar kiranya banyak perusahaan minuman kemasan yang mengemas produknya dengan bahan
dasar plastik. Secara global malah diperkirakan akan tumbuh sebesar hampir 4%
pada CAGR (Compound Annual Growth Rate/Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan) atau
kira-kira melebihi US $ 11 Miliar pada 2020 mendatang. Gak kebayang sih
sebanyak apa yah plastik yang bisa dibeli dengan uang segitu, sebanyak rinduku
padamu kah? Eeeaaa. Oh yah, gak semua bahan plastik aman untuk dipakai sebagai
pengemas minuman. Salah satu yang aman adalah yang terbuat dari PET, plastik
yang ringan namun kuat. Ketersedian desain juga beragam dibanding bahan baku
yang lain.
2.KACA
Untuk
beberapa minuman yang kira-kira bakal disimpan lama, seperti sirup dan susu
misalnya. Maka kaca adalah media yang cocok. Cocok, kayak kamu dan dia. Dah aku
mah apa. Huhuhu. Aku sama seperti kaca, yang walaupun cocok untuk beberapa orang
produk tapi pada dasarnya penggunaan bahan dasar kaca untuk produk minuman
adalah solusi yang dianggap usang. Kaca dinilai tidak praktis dalam
pendistribusian, penyimpanan maupun pembuangan.
Tapi, sama seperti kita, kaca memang punya kekurangan. Namun coba lah
sedikit buka hati guys, kaca itu bisa didaur ulang 100% tanpa perlu khawatir
kehilangan kualitas dan kemurniannya. Beda banget sama plastik. Dan ternyata
juga, minuman kemasan yang dikemas oleh kaca diperkirakan akan mengalami
peningkatan permintaan melebihi US $ 7,6 miliar pada 2020, tumbuh pada CAGR
lebih dari 2%. Sepertinya ini didukung oleh meningkatnya permintaan sirup
karena mau puasa kali yah .
3.KARTON
Pernah
minum sesuatu yang dikemas dalam bahan karton? Pemilihan bahan baku karton
untuk beberapa produk minuman tentu saja bukan tanpa alas an. Bukan Cuma untuk
terlihat keren, atau modis. Tapi, bahan karton yang dilapisi alumunium foil
pada bagian dalam lalu dikemas vakum tentu saja bertujuan untuk mempertahankan
kemurnian minuman tersebut. Agar tetap steril. Agar tidak ada pihak ketiga yang
mengganggu, virus dan jamur misalnya. Atau teman yang mau nikung kamu misalnya?
Halaaah. Dan Technavio memprediksi bahwa CAGR dari minuman berbahan dasar
kemasan karton akan mencapai 7% atau sekitar US $ 7,6 miliar pada 2020. Jumlah
yang cukup besar, bukan? Tampaknya juga, karton dipilih karena sangat mudah di
daur ulang tanpa memberi dampak yang berarti pada kerusakan lingkungan.
4.LOGAM
Dalam
prediksi Technavio, CAGR pada kemasan logam/metal adalah yang terendah disbanding
dengan bahan baku kemasan yang lain, hanya pada kisaran 2% saja atau mencapai
sekitar US $ 4 miliar pada tahun 2020. Biasanya almunium dan baja lah yang
digunakan sebagai bahan baku kaleng minuman. Namun diantara keduanya, alumunium
lebih disukai karena ringan. Namun diantara keduanya sih aku gak bisa milih,
lebih pilih kamu aja. Huhu. Bahan dasar logam juga cukup mudah di daur ulang.
Bahkan di Eropa, tingkat daur ulang kemasan logam mencapai 75% dan bisa
menghemat energi yang digunakan untuk bahan bakar hingga 90%.
Setiap
bahan baku tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lagipula,
beda jenis kandungan minuman tentu saja membutuhkan perlakuan dan bahan kemasan
yang berbeda. Entah menggunakan bahan baku apapun, kita semua tentu ingin
kemasan yang aman untuk kesehatan kita dan kesehatan mantan *eh*. Oke, stop
membicarakan itu. Dan gak ngerti juga sih gimana itungannya untuk bahan dasar
logam, kalau 75% pendauran aja bisa menghemat sampai 90% lalu bagaimana jika
proses pendauran mencapai 100% yah? Wuah terus gak kepikiran juga, apa di Eropa
ada pengepul bahan untuk daur ulang juga yah seperti di Indonesia? Heum mending
jangan terlalu musing mikirin itu sih. Kamu mah cukup pikiran aja nasibmu aja,
mblo.
Daftar
Pustaka:
Artikel asli berjudul “Which Beverage Package Format Will Dominate
Through 2020?” oleh Anne Marie Mohan, Senior Editor Packaging World.
Digubah dan disesuaikan untuk kebutuhan oleh Sella S. Sembiga Koto, Senior
Jomblo Dusbox Bandung.
Bandung, 28 Mei 2016