Peri Tinkersell

Hari ini, Sella mau ngedongeng saja. Ah, dongeng adalah istilah yang sudah lama tidak Sella pakai. Dan hari ini muncul kembali karena Kan...

Aku mematut diri pada cermin, di sana ada bayangan punggung dengan gores merah keunguan. Hadiah dari Ibu tadi Siang. Aku melakukan kesal...

Sayang kita tak pernah sempat. Menyisakan sebuah ciuman untuk seluruh cerita yang entah. Meski disesali atau hanya sekedar dicatat. Tahu tah...

Pohon-pohon berlari ke belakang, melawan arah kenangan. Di balik kacamatanya, pandangan matanya redup. Lurus ke depan. ”Antar aku ke toko b...

Beberapa orang sependapat bahwa jodoh adalah orang yang ada di lingkungan kita, bisa jadi dia adalah orang terdekat kita. Atau sahabat? ...

  (photo bye koleksi pribadi)  © 2016 Peri Tinkersell Kadang-kadang, aku lelah untuk berdiri sendiri. Hingga butuh kamu untuk meno...

I'm just waiting you... Till rainy day drop Or sunny make it stop No matter how long I'll As far as you run I try to alway...

Jemarimu yang menelusup diam-diam di balik lengan pakaian. Dulu. Karena kini tak dapat lagi aku nikmati. Saat angin masih setia diam-diam ...

Teruntuk sesuatu yang terlalu lama lekat pada hati tiada tersekat. Membiasakan hidup normal seperti sebelum saling mengenal, walau ter...

"Kopi, harum namanya. Seperti Kartini." Ucapmu pada suatu pagi di beranda rumah kita. Yang memang sengaja dibangun menghadap...

Banyak hal yang bisa meyakitkan Misalnya rindu yang ditahan-tahan Coba cari pelarian, Menampikkan kenyataan Berlarian di sisi jalan ...

Kau penuh hasrat, Panas dan beruap Butir-butir peluh mengalir penuh derap Mengkilat, tegak dan gagah Kau sorong kiri-kanan Menindih aku...

Dia hidup jika tersambung Memutar rentangan baling sesukamu Bisa pilih satu, dua, tiga atau nol jika mau Udara dilerai jadi debu dan angi...

Dari mimpi semalam Hijau mengawini merah, menjulur menyamar jadi sirih Melalui bumi dan tangkai bambu berbubuh Ia berlalu seolah ke lang...

Dipojokan Aku menatapmu lekat Pada ubin dingin yang manut pasrah tiap kali terinjak Kau sibuk mematut diri pada cermin Mengukur tiap inc...

Bagaimana bisa aku ada Tanpa keramahan rangkulmu Di balik siluet pohon, kapal dan kayu Kamu tahu, aku tempe Eh... bukan Kamu tau? Ak...

Hangat, Membalut hijau dengan kuning Meninggalkan bulir bening Jauh, Terasa dekat Kamu terus memikat Aku menikmati hasil cintamu ...

Ketuk langkah kaki Diiringi hati membumi Payah susah tangan terentang Keluh, keringat membeku jadi mantang Pindah dari sisi ke sisi ...

Dapat diucap melalui berbagai mahzab Kau pinta secara megap-megap Langkahmu berat, tanpa derap Perkara kau, Apa aku perlu bilang-bila...