Thursday 4 January 2018


Personel Payung Teduh
(Source: Google)

Siuran berita hengkangnya dua personel Band Indie, Payung Teduh, Om Is dan Abang Comi sudah hilir mudik di media elektronik semenjak lagu "Akad" yang menjadi salah satu dari sembilan lagu amboi pada Album "Ruang Tunggu" dirilis. Jadi, semasa menengok feed Instagram Payung Teduh Official pagi tadi, Saya tidak terlalu terkejoed deh. Namun, tetap saja, ada rasa berbeda. Akan kah Payung Teduh tidak lagi teduh selepas ini? Tanpa vibrasi pita suara Om Is pun tanpa petikan senar oleh jemari Abang Comi.

Payung Teduh mulai menyelinap masuk telinga Saya kala tengah menginap di kostan Mba Ajeng (yang kini sudah jadi Ibu dari bayi lucu bernama Rumi, persis nama penyair yang kusuka 😁) pada tahun 2013/2014. Tidak dapat dipungkiri, yang membuat Saya jatuh hati adalah suara itu. Suara mendayu yang menenangkan serta meneduhkan. Jadi, sebenarnya, pada dasarnya, yang Saya suka bukan Payung Teduh-nya dong yah? Tapi suara Om Is-nya.

Mungkin sama ketika Kamu naksir seseorang, bisa jadi yang sebenarnya terjadi adalah Kamu bukan naksir orang itu. Namun Kamu hanya naksir pada sebagian yang ada pada dirinya. Namun karena hal itu ada dalam dirinya, jadi deh Kita menyimpulkan menaksir secara keseluruhan. Selama si hal itu masih ada dalam dirinya, Kamu gak akan ribut. Tetap menikmati si Dia. Namun, kala si hal itu keluar dari dirinya, tak ada lagi, apakah Kamu akan bisa untuk tetap suka tanpa merasakan kehampaan?


Rab Ne Bana Di Jodi

Hal ini mengingatkan Saya untuk mengaitkan pada film India jaman doeloe yah gak dulu banget sih, "Rab Ne Bana Di Jodi" yang kalau dalam Bahasa Indonesia artinya Jodoh Dari Tuhan ini diperankan oleh Baba Shah Rukh Khan dan Onty Anuskha Sharma. Salah satu kalimat hits yang lengket kayak karamel yang membalut lapisan waffer cokelat,

"Aku melihat Tuhan pada dirimu, apa yang harus Aku lakukan?"

Kalimat ini juga dua hari lalu dijadikan status rusuh oleh Kang Acil. Yah, Kita semua melihat "tuhan" pada makhluk yang Kita suka. Aku melihat "tuhan" pada Payung Teduh berupa suaranya Om Is. Lalu, ketika "tuhan" yang Aku lihat itu sudah tidak ada lagi pada Payung Teduh, apakah Aku akan tetap "memujanya"?

Atau, kemana dan dimana pun "tuhan" itu ada, disitu lah Aku semestinya "berkiblat" ? Oh Tuhanku, Aku tau, sesungguhnya Kau tahu Aku tak pernah mengharapkan Engkau kemana-mana, tetap lah di dalam hatiku.



Tampines,


January 4th, 2018

Wednesday 27 December 2017



© 2017 PERI TINKERSELL


Bahan;

1/2 kilogram daging sapi has dalam dan potong menjadi beberapa bagian
1 liter santan kelapa yang sudah tua dan kental
1 liter santan kelapa biasa
2 batang serai yang dimemarkan
4 lembar daun jeruk purut
2 lembar daun kunyit yang diikat menjadi satu

Bumbu Halus;

Cabai merah keriting sesuai selera
16 siung bawang merah
8 siung bawang putih
5 butir kemiri
2 cm jahe
3 cm lengkuas
Garam dan merica bubuk secukupnya saja

Cara Membuat;

Langkah pertama, potong daging sapi menjadi beberapa bagian sesuai selera. Siapkan cobek dan haluskan bumbu-bumbu membuat rendang seperti cabai merah keriting, 16 siung bawang merah, 8 siung bawang putih, 5 butir kemiri, 2 cm jahe, dan 3 cm laos. Jangan lupa menambahkan garam dan merica secukupnya kedalam bumbu halus. Setelah dihaluskan, siapkan panci berisi santan kelapa biasa yang tidak terlalu kental. Rebus hingga mendidih, namun sebelum itu, masukan bumbu yang sebelumnya sudah dihaluskan beserta batang serai, daun jeruk, dan juga daun kunyit ikat. Aduk semua bahan secara perlahan agar tidak gosong hingga mendidih. Setelah mendidih, masukan potongan daging has dalam yang sudah dipotong sebelumnya kedalam rebusan bumbu dan santan. Aduk rendang sesekali. Jika rebusan santan berisi rendang tadi sudah mulai kering, tambahkanlah santan kelapa​ yang kental sedikit demi sedikit saja. Sebaiknya gunakan api kecil dalam memasak rendang ini agar tidak mudah gosong. Jangan lupa juga selama perebusan aduk rendang hingga santan mengering dan mengeluarkan minyak. Setelah matang dan bumbunya meresap, angkat rendang dan siapkan dalam piring saji.



Tampines, 2017

Tuesday 26 December 2017


Semarak End Year at Tampines Hub © 2017 PERI TINKERSELL

Akhir tahun identik dengan intropeksi, refleksi dan resolusi. Dan, ada satu lagi yang juga cukup ngetrend di kalangan pemuda-pemudi harapan bangsa seperti Saya. Yaitu, make opportunities to other who want to ask everything that they want. Yah, sebagai aktivis sosmed, Saya pun melakukannya. Dan tentu saja, pertanyaan-pertanyaan baik yang terduga maupun tak terduga bermunculan. Dengan beragam bahasa, pertanyaan-pertanyaan itu terlontar. Tapi, Saya akan mengeneralkan dalam Bahasa Indonesia saja, yang mungkin belum baik dan benar. Karena, kesempurnaan manusia berada pada baik-buruknya dan benar-salahnya sekaligus.

Saya akan membuat list pertanyaan tersebut (dibagi dalam dua Bab, karena, selain pertanyaan tentang Saya, ada pula yang sebenarnya ditujukan kepada Kang Acil tapi melalui Saya dan Saya menjawabnya tanpa meminta jawaban dari Doi) sekaligus jawabannya yah, biar Kamu gak perlu ikutan pusing mikirin jawabnya...


Bab I

1. Apakah rahasiamu yang tidak diketahui orang lain? (The most question that I got).
Honestly, hampir semua rahasia Saya adalah rahasia umum. Ada aja orang yang tau. Tapi, di sini Saya akan menuliskan rahasia yang tidak ada seorang pun yang tahu sebelum ini. Yah, jadi, Saya suka buat playlist lagu yang kadang kontinental, oriental maupun tradisional ketika mau masak. Dan, Saya akan masak sambil menari. Semacam ritual, itu lah sebabnya mungkin mengapa masakan Saya terasa enak dan menjadi kenangan dilidah penikmatnya. Dan juga, saat workout di dalam kamar yang terkunci, Saya akan memutar musik dengan frekuensi sedang kemudian workout hanya dengan menggunakan bra sports (sesekali dibalut jumper dari Uniqlo) dan celana ketat. Tapi, ukuran bra itu akan tetap jadi rahasia. Saya tidak akan mengetiknya di sini.

2. Apa yang Kamu lakukan ketika rindu rumah dan jauh dari orangtua?
Saya akan masak masakan minang atau masakan traditional yang ribet-ribet yang dimana Ibu juga Ayah bisa memasaknya dengan simple. Dengan begitu, Saya berasa di rumah.

3. Apakah Kamu masih mendengar Adzhan di sana (Tampines, Singapore)? Bagaimana perasaanmu?
Saya hampir tidak pernah mendengar Adzhan selain dari aplikasi di handphone kecuali jika Saya berada dalam radius 50 meter dari Masjid. Perasaan Saya? Biasa saja. Karena memang di sini, muslim minoritas dan gaungan Adzhan tentu saja dianggap menggangu bagi yang tidak mau/perlu mendengarnya. Saya harus makhfum dan maklum. Sebagaimana umat muslim lain dimana ketika menjadi mayoritas, mereka akan pusing dan khawatir mendadak kafir ketika mendengar lagu-lagu kebaktian gereja.

4. Berapa tinggi badanmu?
153 sentimeter.

5. Kapan rencana menikah?
Tadinya, rencana Kami (dengan main asal ucap) tanggal 18 September 2018. Namun, dengan pertimbangan lain-lain, selain urusan E-KTP yang memang Kami berdua belum punya, jadi direvisi 2019.

6. Dimana rencana akad nikah?
Sebenarnya ini pertanyaan yang agak gimana gitu, tentu saja di lingkungan domisili kedua orangtua kandung Saya. Sebagaimana kebiasaan masyarakat umum di Indonesia.

7. Apa yang Kamu lakukan jika Kamu punya kesempatan untuk menjadi laki-laki?
Wow, Saya hampir tidak pernah membayangkannya. Tapi, mungkin, Saya akan berlarian dan main air di pantai dengan bertelanjang dada.

8. Apa yang akan Kamu lakukan jika hari ini adalah hari terakhirmu di Bumi?
Saya akan memesan tiket ke Bandung, terbang dan kemudian memeluk seseorang di sana.

9. Mengapa Kamu bertanya tentang Kang Ragam beberapa waktu lalu?
Karena, Beliau tengah dekat dengan teman dekat Saya. Dan tentu saja, Saya harus tahu kepribadiannya.

10. Kapan Kamu habis kontrak kerja di sana?
Mei 2019 sesuai dengan kertas yang dikeluarkan Kementrian.


Bab II 

1. Kalian serius (merencanakan nikah)? Kayak bercanda.
Serius. Saya gak bisa bilang kalau Kami serius dalam bercanda sekaligus bercanda dalam serius kepada orang yang belum mengenal Kami dengan baik dan benar. Dan, kalaupun Kami tidak jadi menikah, itu semata-mata karena kehendak-Nya. Bukan karena ketidakseriusan Kami.

2. Pernah bilang cinta?
Kami bilang cinta hampir ke semua makhluk. Bahkan pada Mie Samyang keju pun, Saya berkali-kali bilang cinta. Jatuh cinta, bangun cinta.

3. Kerja apa (Acil)?
Gak tau, urusan dia itu mah. Karena Saya benar-benar yakin bahwasanya rejeki bukan dari Suami, Orangtua, Teman atau siapapun. Toh, hidup dalam kejombloan pun Saya masih hidup senang kok.

4. Masa mau Lu yang ngidupin dia?
Emang, ada manusia yang sanggup ngidupin manusia? Saya pun bertanya balik dengan serius, emang ada?

5. Awas jangan biarin Acil chat sama cewek lain, tar selingkuh!
Biarin, justru lagi nyari Madu. Ini juga serius, Kang Acil dan Saya sepakat untuk berpoligami jauh sebelum Kami memutuskan untuk berjalan beriring. Dan, cukup tiga saja. Karena ganjil, Kami memang ganjil. Ada yang minat daftar? Saya serius. Bisa inbox dan kirim CV.

6. Acil lulus kuliah?
Saya juga gak, what's wrong? Apakah lulus kuliah adalah sebuah jaminan tentang tekad dan tanggungjawab seseorang? Kang Acil cuma ninggalin satu kampus. Lah Saya, sampai tiga. Hahahah.

7. Hati-hati dimanfaatin!
Saya juga manfaatin Dia. Yah, karena sesungguhnya hidup adalah tentang memanfaatkan dan dimanfaatkan. Itu hal yang wajar, yang penting, mutualisme. Jangan hanya salah satu aja yang merasa diuntungkan. Lagian, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat.
8. Kenapa Acil gak shalat?
Dia (sejauh ini) hanya shalat ketika merasa butuh, Sama halnya soal mandi. Kedua hal itu hanya akan dilakukan ketika benar-benar merasa perlu untuk kembali kepada kesucian. Dan, bagi Saya, melakukan sedikit itu lebih baik daripada meninggalkan semuanya. Dan daripada, nanya ke orang lain kenapa si Anu gak shalat hanya buat menunjukkan kalau Kamu itu lebih bertaqwa dibanding si Anu.

So, that's my end year answers dan pasti akan ada pertanyaan lagi yang muncul. Biar lah itu menjadi bahan intropeksi, refleksi dan resolusi Saya. Karena tak selamanya Kita mengambil jalan yang sama walau kadang memiliki tujuan yang sama. Tapi, memiliki teman seperjalanan yang paling sefrekuensi adalah pilihan tepat dibanding teman yang sekedar dicintai. Karena sesungguhnya, cinta hakiki Kita hanya milik-Nya. Jangan membuat Dia cemburu karena dimabuk cinta hakiki dengan yang lain.

Cintai secukupnya sebagaimana Kamu mencintai dirimu yang berhasil diet walaupun belum kayak Kareena Kapoor, sebagaimana Kamu mencintai makanan yang membuat kenyang bagi orang-orang yang kelaparan, sebagaimana Kamu mencintai pohon yang meneduhkan dengan mengolah CO2 menjadi O2 dan sebagaimana Kamu mencintai hujan yang menghasilkan harum petrikor sehingga Kamu bisa bernostalgia dengan masalalu. Cintai secukupnya bagi yang selain Dia.

Kata orang-orang sini, Selamat Natal yah!
Kata orang-orang kebanyakan, Selamat Tahun Baru yah!
Kata Sella, Sellamat mencintai dirimu yang jangan apa adanya!



Tampines, 



December, 26th 2017

Wednesday 20 December 2017



© 2017 PERI TINKERSELL


Bahan;

Udang (Buang kepala dan ekor, belah punggung, buang yang item-itemnya)
Kentang (Kupas, potong dadu)
Minyak goreng
Evaporated Milk (boleh banget diganti santan)

Bumbu Halus;

Cabe Merah (Daku pakai cabe India, pedes enel)
Bawang Merah
Bawang Putih
Serai

Bumbu Lain;

- Garam
- Gulpas
- Daun jeruk

Cara Buat;

Blender bumbu halus.
Goreng Kentang dan Udang, tiriskan.
Tumis bumbu halus, tambahkan daun jeruk. Kalau udah agak mateng, tambahkan evaporated milk. Tambahkan garam dan gulpas.
Masukin Kentang dan Udang yang udah Di tirisin. Koreksi rasa.

Sellatips - Ngeblender bumbu dicampur minyak



Tampines, 2017

Monday 18 December 2017


Wanita mengalami tiga fase dalam hidupnya. Fase pertama terjadi pada masa kanak-kanak (0-12 tahun), fase kedua pada usia produktif (13-44 tahun), dan fase ketiga adalah fase menopause (lebih dari 45 tahun). Pada fase produktif ini, hormone reproduksi esterogen dan progesteron mulai meningkat kinerjanya pada tubuh. Pada wanita, salah satu tandanya adalah Get Period/Menstruasi/Datang Bulan.

Kali ini, Saya mau membahas sesuatu yang berkaitan dengan upaya "penghambat" period/menstruasi pada Wanita usia produktif. Yaitu, program Keluarga Berencana as known as KB. Sebagai wanita dewasa pada usia produktif, tentu sudah tidak perlu malu-malu lagi yah membahas tentang program KB. Apalagi Kalau sudah menikah. Nah, malam ini, Saya mau berbagi sedikit cerita mengenai Program KB berdasarkan pengalaman pribadi. Dan apakah benar menstruasi berpengaruh pada suasana hati?

Source: Pinterest


Akhir Februari 2017 ini, Saya suntik KB yang 1 bulan. Yup, benar. Saya mengambil keputusan suntik KB. Bukan karena Saya kepengen "enak-enak" tanpa khawatir hamil. Dan percaya lah, itu adalah pilihan yang berat. Bermula dari hasil medical check up Saya pada salah satu klinik akreditasi A di bilangan Jakarta Timur. Yah, Saya yang sedang tidak mengandung namun hormone HCG-nya cukup tinggi. Saya bahkan bertanya pada Kang Cahya yang anak Kimia (oke gue tau mestinya nanya ke anak Biologi), apakah mungkin seseorang yang tak tengah pregnant boleh punya HCG tinggi. Tapi, Beliau juga merasa hampir tidak mungkin. Ah, mungkin Saya terlalu subur. Itu adalah kemungkinan yang Saya mungkin-mungkinkan saja karena saat itu belum kepikiran kemungkinan yang lain. Wallahualam. Jadi, Saya check ke Bidan. Dan disarankan untuk suntik "Vitamin". Oke, Saya mengiyakan. Dua minggu setelah itu, Saya check up lagi. Dan kali ini, HCG Saya normal. Sehingga Saya bisa dengan mulus mengurus berkas lain yang berkaitan dengan keberangkatan Saya ke Negeri Singa.

Tapi, ternyata injection effect ini tidak berjalan mulus seperti ekspektasi Saya. Jadwal menstruasi Saya berantakan. Bahkan bisa dibilang sangat kacau. Sebelumnya Saya selalu rutin setiap bulan dan terjadi dalam 5-7 Hari. Kini belum begitu lagi. Bahkan, saat bulan puasa, Saya punya period sampai 20 hari. Dan itu sangat menggangu. Kemudian, Saya tidak mengalami period lagi. Hanya sesekali flek. Nah, baru minggu ini Saya kembali in my period. Rasanya tuh seperti orang yang sudah menikah menanti-nanti punya momongan kali yah. Begitulah perasaan Saya ketika get my first period after long time. Tubuh jadi lebih enakeun.

Berdasarkan pengalaman Saya, jadi deh Saya menyarankan kepada teman-teman terdekat (yang Saya kenali dan mengenali Saya secara "utuh") untuk tidak suntik KB. Saya kira, effect pada tiap tubuh orang akan berbeda. Namun, kembali lagi, pada pertimbangan-pertimbangan. Saya yakin, teman-teman pasti bisa berfikir lebih jernih dibanding Saya. Dan, Saya hanya menyarankan berdasar effect yang Saya tengah rasakan.

Dan karena sekian lama tidak menstruasi, Saya yang biasanya mudah ease. Sekarang malah mudah disease. Baik secara jiwa maupun raga. Selain pilek (imun tubuh menurun), Saya juga gampang tersinggung. Balik lagi deh seperti anak Singa yang terlalu lama tidak diuwel-uwel Mama-Papahnya. Apalagi, Babacil tengah melaut. Saya jadi susah mau nyalurin air cerita. Jadi deh pikiran dan hati Saya mirip kolam renang yang keujanan terus belum dikuras. Kotor, banyak sampah sampe lumutan.




Segitu dulu yah malam ini, butuh tidur sebentar.






Tampines, December 18th 2017

Wednesday 13 December 2017




© 2017 PERI TINKERSELL



Bahan-bahan;

2 buah dada ayam, potong dadu
2 sdt lada bubuk
2 sdt garam
2 buah jeruk nipis
Tusuk sate

Bahan Bumbu;

15 buah rawit merah besar
1 buah tomat
6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
Garam
Gula

Cara Memasak:

Cuci bersih ayam, potong dadu. Kemudian tusukkan pada tusuk sateKucuri dengan perasan jeruk nipis, lada dan garam. Diamkan kurang lebih 20 menit.Panggang ayam dengan api kecil agar matang merata, bolak-balik agar tidak gosong.Rebus semua bumbu sate sampai melunak, lalu tiriskan.Haluskan semua bumbu sate lalu tumis bumbu sate sampai harum.Sajikan sate yang telah dipanggang dengan bumbunya.



Tampines, 2017

Tuesday 12 December 2017


Hari ini, Sella mau ngedongeng saja. Ah, dongeng adalah istilah yang sudah lama tidak Sella pakai. Dan hari ini muncul kembali karena Kang Ragam sebut-sebut tentang dongeng.


Source: Google


Ada makhluk yang namanya Sungai. Bersahabat, menenangkan dan selalu menjadi pusat gurau canda tawa bagi makhluk lain di sekitarnya dalam kondisi normal.

Angsa, Rusa, Gajah dan manusia tertawa jenaka dalam alirannya sambil main percik-percikkan. Rumput-rumput dan pepohonan menikmati kehidupan melalui kecupan-kecupan akar pada Sungai. Batu-batu besar saling adu kuat, siapakah yang mampu bertahan paling lama menggenggam Sungai. Ikan-ikan, udang, daun dan kotoran tak sungkan berbagi ruang dalam dekapan Sungai. Ditambah lagi, aliran-aliran air dari segala penjuru yang lebih kecil. Ah, alangkah  tentramnya Sungai dalam kondisi normal.

Dan Sungai, agar selalu jernih, harus selalu mengalir. Samudera adalah tujuannya. Tapi kadang Sungai lupa, seperti hari ini, bahwa bukan hanya dia yang butuh Samudera. Banyak makhluk lain di Bumi ini yang butuh Samudera. Sungai tak boleh terlalui egois. Ikan-ikan laut, ganggang, Kapal nelayan, Kapal pesiar dan beberapa makhluk lainnya pun butuh Samudera.

Sungai pongah, Ia merasa makhluk lain adalah benda asing. Uring-uringan lah si Sungai. Tak lagi setenang hari biasanya, Ia menahan-nahan aliran. Ditambah lagi, hujan deras melanda. Air jernih Sungai bertransformasi bagaikan Es Milo yang bongkahan es-nya mencair. Coklat, dingin namun hambar.

Dalam kondisi tidak normal, Sungai bukan lah makhluk yang menyenangkan. Beberapa memilih menghindar. Beberapa tetap bertahan.

Sungai hampir banjir. Sungai menyalahkan hujan. Ah, tapi hujan berasal dari gumpalan awan. Ah, tapi gumpalan awan berasal dari uap air di Samudera. Ah, tapi air di Samudera pun sesungguhnya berasal dari Sungai.

Maka, penyebab kekacauan di Sungai adalah Sungai sendiri. Bukan dari luar, bukan dari makhluk lain.

"Pantesan Tuhan senang nyusahin hamba-Nya kalo hamba-Nya sedang tidak dekat dengan Dia." - Kang Aciel, dalam Hiburan Siang -

Tuhan sepertinya sedang bikin Sungai susah dengan adanya banjir. Padahal sesungguhnya yang sebenarnya, Tuhan hanya ingin Sungai kembali jernih. Kembali menyenangkan.



-  (Belum) Tamat -






Tampines, December 12th 2017